23 November 2024
Sepi di tengah keramaian (Foto: Freepik)

Sepi di tengah keramaian (Foto: Freepik)

80% orang lanjut usia berisiko mengalami gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran adalah hal yang samasekali tidak boleh diabaikan. Selain akan merasa sunyi di tengah keramaian serta hangatnya keluarga, risiko fatal juga siap mengancam penderita.

Mungkin hal ini terjadi pada Anda. Di tengah berisiknya keluarga melihat pertempuran Bologna vs Milan di Liga Italia, Anda malah ada dalam keheningan suasana. Di sela hebohnya Crystal Palace vs Arsenal di Liga Inggris, Anda malah terjerembab pada kesunyian dunia. Dan di histeria anak serta cucu Anda hanyut menyaksikan geger Alaves vs Sevilla di Liga Spanyol, Anda malah menarik diri dari keluarga. Semua karena gangguan pendengaran yang kian ke sini kian memburuk.

Memburuk? Yup, betul. Gangguan pendengaran yang dibiarkan tanpa ditangani segera, akan menyebabkan kualitas pendengaran kian parah saja. Misal bila telinga kanan bermasalah dan telinga kiri normal, maka telinga kiri akan mendapat beban kerja yang kian berat, sehingga telinga kiri pun akan mengalami hal serupa dengan telinga kanan.

Risiko Malfungsi Otak

Gangguan pendengaran berisiko pada kinerja saraf otak manusia. Saraf-saraf otak yang pada pendengaran normal berfungsi sebagai transmitter data ke otak, maka ketika pendengaran terganggu, fungsinya sebagai transmitter data pun terganggu.

Saraf dan otak sama-sama menjadi tidak terlatih, karena kepekaan kerjanya terhenti. Di sinilah proses demensia terjadi. Kehilangan daya ingat, berkurangnya kemampuan berpikir, termasuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Risiko Depresi

Selain risiko kerusakan otak, penderita gangguan pendengaran juga berisiko mengalami depresi akut. Hal ini karena penderita secara psikologis akan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Mereka merasa kurang percaya diri akibat selalu merasa sulit memahami percakapan dengan lawan bicara.

Bila ini terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka penderita akan merasa terasing, tertekan dan putus asa. Puncaknya adalah depresi tadi.

Disharmoni dengan Keluarga

Kesulitan dalam memahami percakapan adalah ciri khas seorang penderita gangguan dengar. Bila sedang bercakap selalu minta percakapan diulang. Bila menonton TV atau mendengarkan musik, maka suara pesawat TV atau pemutar lagu pun diset dengan volume yang sangat keras.

Tentu bukan hanya proses komunikasi yang terganggu, harmoni dalam keluarga pun terancam. Kesalahpahaman menjadi bagian kesehariannya. Tak cuma dengan keluarga, tapi juga dengan lingkungan sekitarnya.

Masih banyak risiko-risiko fatal lainnya yang jelas akan semakin mengganggu aktivitas keseharian penderita. Misal, risiko kecelakaan di jalan raya akibat tidak mendengar suara mesin atau klakson kendaraan. Dan hal berbahaya lainnya.

Lalu harus bagaimana?

Baca juga: Jangan Abaikan Gangguan Pendengaran

Solusinya Kurang dari 60 Menit Saja

Terkhusus untuk gangguan pendengaran karena usia lanjut, presbikusis, maka solusi terbaiknya adalah menggunakan alat bantu dengar. Tentu terlebih dahulu penderita harus berkonsultasi dengan dokter, atau langsung menemui audiologist di pusat alat bantu dengar terpercaya. Seorang audiologist atau hearing aid specialist (HAS), secara profesional akan mengecek kondisi telinga dengan menggunakan alat yang bernama audiogram. Setelah mengecek level gangguan pendengaran, audiologist atau HAS akan mencobakan penderita alat bantu dengar yang tepat, sesuai dengan tingkat gangguan pendengarannya tadi. Lalu, audiologist atau HAS akan merekomendasikan alat bantu dengar yang sesuai dengan kebutuhan penderita. Bila cocok, maka alat bantu dengar tersebut bisa dipakai saat itu juga.

Semua proses ini berlangsung cepat dan tepat, kurang dari 60 menit saja. Pendengaran pun kembali, dan derita lenyap dalam sekejap.

Hati-hati Memilih Penyedia Alat Bantu Dengar

Saat ini, di marketplace atau di pasaran, banyak sekali beredar alat bantu dengar abal-abal. Harganya murah sekali. Harga murah tersebut ditawarkan dengan cara menggiurkan. Jelas, Anda harus hati-hati menyikapinya. Bisa jadi, harga murah malah membuat Anda harus membayar dengan risiko yang jauh lebih mahal.

Sebaiknya Anda memastikan, alat tersebut Anda dapatkan dari Pusat Layanan Alat Bantu Dengar Terpercaya. Yang kami sangat rekomendasikan adalah Better Hearing Indonesia (BHI). Ciri dari pusat alat bantu dengar yang profesional dan terpercaya adalah sebagai berikut:

Produknya Premium dan Disertifikasi. Seperti produk dari Better Hearing Indonesia, kualitasnya adalah produk Eropa dan sudah disertifikasi oleh Kemenkes RI. Ini penting demi keamanan Anda.

Hearing Aid Specialist (HAS)-nya harus Berpengalaman. Pengalaman itu selalu terkait dengan skill dan profesionalitas. Juga dengan cara mereka melayani Anda. HAS di Better Hearing Indonesia rata-rata memiliki pengalaman 10 tahun. Dan cara mereka melayani, betul-betul layaknya melayani keluarga sendiri. Ramah dan sopan, sehingga Anda merasa nyaman dan tenang.

Layanan Pascabelinya Terjamin. Anda harus memastikan, bahwa after sales service alat bantu dengar yang Anda beli harus jelas. Pusat layanan alat bantu dengar harus dilengkapi dengan jaminan servis, perawatan serta suku cadang yang lengkap. Dan hal ini yang dimiliki Better Hearing Indonesia dengan BHI Official Service Center-nya yang bikin aman.

Kembalikan Pendengaran dan Kebahagiaan Anda

Ketika gangguan pendengaran membuat Anda serasa gelap, yakinlah, kegelapan itu bisa sirna kurang dari 60 menit saja. Buang semua penderitaan, karena Anda berhak untuk bahagia.

Bayangkan, betapa banyak hal baik yang bisa Anda lakukan kembali dengan mendengar. Bercengkerama dengan anak. Menemani, menyemangati atau mungkin membantu cucu yang sedang kesulitan dalam mengerjakan rumus volume tabung-nya. Menonton bersama keluarga film komedi Hancock di Netflix. Dan banyak kebahagiaan serta kebaikan lainnya.

Tak akan ada perubahan ke arah yang lebih baik, kecuali Anda sendiri yang menyadari dan melakukannya. Orang sekitar, baik keluarga Anda maupun Better Hearing Indonesia, misalnya, jelas, dengan sepenuh hati bakal tulus membantu Anda. (Catatankaki)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *