Iseng-iseng saya mengetik kalimat “buku tergila yang pernah ditulis” dalam pencarian Google. Eh, mesin Google menampilkan sebuah novel berjudul The Craziest Book Ever Written. Itu bukan terjemahan kalimat yang saya ketik tadi, melainkan benar-benar judul sebuah novel.
Lalu, apa yang membuat novel ini menjadi tergila atau the craziest?
Mister W. yang Misterius
Penulis The Craziest Book Ever Written berlindung di balik nama pena Mr. W., atau sering ditulis Mr. W (tanpa titik). Hingga saat ini, nama ini masih menjadi misteri. Saya mencoba mengklik profil akun Mr. W. yang ada di Amazon.com. Juga menelusuri jejaknya di sejumlah literatur.
Identitas Tuan W. belum diungkapkan. Dia bisa jadi siapa saja. Moto hidupnya adalah “Menjadi gila adalah cara paling rasional untuk menghadapi kenyataan”. Di profilnya tertera bahwa novel terbarunya yang diterbitkan oleh Montag Press pada 11 April 2024 adalah The Craziest Book Ever Written ini.
Penulis Buku-buku Kontroversial
Tuan W. juga penulis Long Live Hoes (21 Mei 2023). Buku ini awalnya diterbitkan dengan judul Stories From The Brothel (16 Agustus 2020) oleh Pink Flamingo Publishing dan mencapai final Pauline Reagie Award pada 2021. Namun Stories From The Brothel dianggap terlalu seksis, cabul, dan memalukan untuk berpartisipasi dalam kompetisi, apalagi memenangi hadiahnya. Buku ini juga disebut “buku untuk pria”. Hal ini terjadi karena Long Live Hoes menggambarkan kedewasaan seksual dari sudut pandang laki-laki yang tidak ada dalam karya sastra lainnya. Plotnya terjadi di Serbia, negara yang sangat korup di jantung kawasan Balkan. Protagonisnya adalah seorang pelukis yang ingin bunuh diri, yang kecanduan rumah bordil dan terbebani oleh fetish aneh yang takut dia akui. Ayah dan neneknya bunuh diri pada hari yang sama. Dia akan melakukan hal yang sama jika bukan karena kecintaannya yang luar biasa kepada seorang pelacur.
Mr. W. juga penulis Google Diaries: Goodbye Letter (11 April 2023), salah satu dari sedikit parodi tentang kecerdasan buatan. Oleh Google, Google Diaries dihapus karena artikel ini dianggap tidak dapat dicerna. Mr. W. juga menulis Foot Fetish Manual: How to Tell Your Girlfriend You Would Like to Kiss Her Feet yang dipublikasikan pada 8 Juli 2022. Dalam profilnya, Mr. W. mengaku menyukai cokelat, film, dan rumah bordil.
Quote yang Aneh
Sejumlah afeksinya—istilah psikologis yang digunakan untuk menjabarkan tentang suatu perasaan—begitu vulgar dan terasa berseberangan dengan yang dipikirkan orang lain. Dia bahkan pernah mengibaratkan rumah ibadah dengan tempat pelacuran. Beberapa kutipannya yang lain adalah seperti ini:
– “Ketika saya masih kecil, saya merobek sayap kupu-kupu dan meninggalkannya di atas bunga. Bahkan hari ini, aku merasa menyesal. Saya pasti seorang psikopat. Saya telah membunuh ratusan kecoak dan tidak pernah merasakan apa pun.”
– “Hidup adalah kekerasan. Kita terpaksa minum, buang air kecil, makan, buang air besar, dan bernapas di bawah ancaman rasa sakit yang luar biasa. Namun kita tergoda untuk berkembang biak. Dengan menolak godaan, kita melestarikan surga bagi mereka yang tidak pernah dilahirkan. Surga yang semoga kita akan kembali lagi.”
Agennya Saja Tak Bertatap Muka
Literatur lain mengungkap bahwa agen Mr. W. menandatangani kontrak untuk merahasiakan identitas aslinya. Agen tersebut juga mengatakan tidak pernah bertemu langsung dengan Tuan W. Menurut sang agen, Tuan W. bernegosiasi dengannya melalui seorang pengacara.
Karya Sastra yang Aneh
Kembali ke novel The Craziest Book Ever Written. Buku ini awalnya diterbitkan pada akhir 1980-an dengan judul Writer’s Inferno. Novel ini dengan cepat menghilang dari semua toko buku dan kemudian muncul kembali dengan nama saat ini pada April 2024. Novel ini dinilai aneh dan sangat meresahkan serta harus diberi label sebagai buku yang bukan untuk semua orang.
Saya mencoba mencari sinopsisnya dan menemukan rangkuman novel ini:
Genre: Buku ini termasuk dalam genre fiksi eksperimental dan mengandung banyak kekerasan, filosofi, humor gelap, dan erotika yang memutarbalikkan, menjadikannya salah satu karya sastra yang aneh dan sangat mengganggu.
Plot: Sebuah ulasan di situs web Reddit.com menuliskan, Johnny adalah seorang penulis gagal yang gagal juga dalam upaya bunuh diri. Setelah senjatanya menjadi bumerang, Johnny mulai dihantui oleh karakter-karakter dari bukunya yang hidup untuk mencegahnya bunuh diri. Mereka ingin mengubah pikirannya dan membuatnya tetap hidup. Setidaknya mereka yang berkenan dengan nasibnya dan ingin novelnya menjadi terkenal agar bisa hidup selamanya. Pemimpin mereka adalah peramal Hindu Indra.
Baca Juga: Cerita ‘Brutal’ Naskah Asli Pinokio
Namun mayoritas karakter ingin membunuhnya. Nasib mereka begitu kejam sehingga satu-satunya keinginan mereka adalah menghilang. Dan kesadisan Johnny sungguh luar biasa. Misalnya, Jim dan Jack adalah saudara kembar siam yang jatuh cinta kepada pelacur yang sama. Mereka berkelahi dan Jim mencekik Jack, tapi ternyata otak Jack bertugas menghasilkan ereksi. Lalu ada seorang anak laki-laki yang ayahnya seorang psikiater, yang memaksanya membunuh karena dia ingin mengetahui bagaimana pembunuhan di usia muda mempengaruhi perkembangan kepribadian.
Kelompok ini mengikuti Dominic, seorang vampir abadi dengan kekuatan luar biasa yang merupakan protagonis novel Johnny yang gagal: “Nevermind the Sun”. Dia ditakdirkan untuk menjelajah keabadian sambil tersandung pada reinkarnasi belahan jiwanya dan membunuhnya berulang kali. Mereka hidup bahagia selama beberapa dekade dan kemudian, di bawah pengaruh desakan yang tidak dapat dijelaskan, Dominic mencabik-cabik hatinya. Kali ini, dia terlahir sebagai Indra, peramal Hindu yang bersedia melakukan apa saja untuk menjaga Johnny tetap hidup. Pada titik ini, sangat sulit untuk menghindari spoiler. Itu sebabnya komentar lebih lanjut mengenai plot tersebut dihilangkan.
Tema: Buku ini tidak hanya menampilkan kegilaan, tapi juga filosofi yang mendalam. Salah satu cara mendeskripsikan buku yang satu ini adalah wujud aneh Alice in Wonderland dengan kekerasan, pornografi, dan filosofi. Buku ini mengeksplorasi tema bunuh diri, kecemasan, dan pergulatan mental yang tecermin dalam karakter yang diciptakan oleh protagonis dan dengan siapa dia berinteraksi. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan filosofis: haruskah manusia membunuh Tuhan jika diberi kemampuan dan kesempatan untuk melakukannya.
Kontroversi: Meskipun ada sisi cinta LGBT yang menggebu-gebu, karena konten erotisnya yang mengganggu, novel ini dituduh mempromosikan seksisme dan merendahkan perempuan sebagai obyek seks.
Penilaian: Namun banyak pembaca menganggap buku ini sebagai karya sastra yang cerdik dan mengatakan bahwa keanehannya bahkan melampaui House of Leaves, karya penulis Amerika Mark Z. Danielewski yang diterbitkan pada Maret 2000 oleh Pantheon Books. Sebuah buku terlaris, yang telah diterjemahkan ke dalam sejumlah bahasa dan diikuti karya pendamping, The Whalestoe Letters.
Narasi: The Craziest Book Ever Written memberikan suasana aneh yang menyerupai serial Twin Peaks karya David Keith Lynch. Itu sebabnya The Craziest Book sering digolongkan dalam buku Lynchian—istilah yang menggambarkan gaya film dan suasana hati yang khas dari sineas David Keith Lynch.
Sebagian orang mengira buku ini adalah karya David Lynch semasa muda. Buku ini memang memiliki nuansa Twin Peaks. Lynch adalah seorang sutradara, produser, seniman visual, musikus, dan penulis berkebangsaan Amerika Serikat yang memenangi nominasi Academy Award sebagai sutradara terbaik. Dia berkarier di dunia film sejak 1966. Mungkinkah David Lynch yang menulisnya dan menariknya kembali karena Twin Peaks? Beberapa karakter sangat mirip dengan karakter seri terkenal tersebut. Salah satu yang muncul di sepanjang cerita memiliki kemiripan aneh dengan Michael J. Anderson, pria dari tempat lain.
Kalau kalian menemukan buku ini lalu membacanya, apakah setuju bahwa novel ini adalah “buku tergila yang pernah ditulis” seperti judulnya? Atau Mr. W. tak lebih dari penulis buku stensilan yang mencari popularitas dengan menulis hal-hal yang vulgar, absurd, dan nyeleneh? Atau dia benar-benar seorang psikopat seperti yang pernah diungkapkan dalam salah satu kutipannya, dan novel ini merupakan pengalaman hidupnya? Entahlah…
(S. Maduprojo, disarikan dari berbagai sumber)