Ilustrasi film Friday the 13th (Freepik)

Takhayul Barat percaya bahwa Jumat tanggal 13 membawa kesialan. Dari mana awal mula keyakinan itu muncul?

Bagi sebagian warga dunia, misalnya umat Islam, semua Jumat diyakini sebagai hari yang baik dan mendatangkan keberkahan. Tiap Jumat, muslim diwajibkan menjalankan ibadah salat Jumat, yang pahalanya berlipat. Sejumlah acara pernikahan juga dilangsungkan pada Jumat. Kini juga seperti menjadi tren adanya berbagai kegiatan Jumat Berkah, saking diyakini betapa baiknya hari tersebut.

Tapi, bagi sebagian yang lain, kepercayaan takhayul Barat, misalnya, ada hari-hari Jumat yang dinilai ”gelap”. Mereka menyebutnya Friday the 13th. Meskipun, berbeda dengan sebagian besar takhayul Barat, orang-orang Spanyol mempercayai Selasa tanggal 13 sebagai hari yang sial.

Bagi yang mempercayainya, Jumat tanggal 13, terutama, dianggap hari yang sial, buruk, dan harus dihindari. Seperti tahun ini, 2024, ada dua hari Jumat bertanggal 13, yakni 13 September dan 13 Desember. Keduanya kebetulan jatuh pada Jumat pekan kedua.

Sudah lama Jumat tanggal 13 dianggap sebagai pertanda nasib buruk. Friday the 13th telah menginspirasi perkumpulan rahasia pada akhir abad ke-19, sejumlah novel pada awal abad ke-20, dan beberapa franchise film horor. Karena ketakutan pada hari itu, lahir dua istilah yang sulit diucapkan, paraskavedekatriaphobia dan friggatriskaidekaphobia, yang menggambarkan ketakutan akan tanggal 13 Jumat.

Awal Mula Friday the 13th

Ibarat berjalan di bawah tangga, lalu berpapasan dengan kucing hitam, atau ketika kita memecahkan cermin, banyak orang yang berpegang teguh pada keyakinan bahwa Jumat tanggal 13 membawa kesialan. Sudah jamak diketahui, misalnya, di hotel-hotel atau gedung pencakar langit, lantai ke-13 tidak pernah ditemui. Meski tak ada kepastian kapan tepatnya tradisi atau kepercayaan ini dimulai, takhayul negatif telah beredar di sekitar angka 13 selama berabad-abad.

Sebut saja keyakinan sebagian umat Kristiani, yang percaya bahwa angka 13 membawa kesialan lantaran pengkhianatan tamu ke-13 (Yudas) dalam Perjamuan Terakhir (The Last Supper), yang diadakan pada Kamis Putih oleh Yesus dan 12 rasulnya (termasuk Yudas). Keesokan harinya, yang dikenal sebagai Jumat Agung, Yesus disalib. Pengaturan tempat duduk dalam Perjamuan Terakhir itu diyakini telah memunculkan takhayul, yang di dalamnya kehadiran 13 tamu di meja merupakan pertanda buruk lantaran mendekatkan kematian Yesus.

Jumat juga dikaitkan dengan hari ketika Hawa memberi Adam apel dari Pohon Pengetahuan. Di kisah lain, Qabil membunuh saudaranya, Habil, juga pada Jumat.

Pada Jumat, 13 Oktober 1307, perwira Raja Philip IV dari Prancis menangkap ratusan Ksatria Templar, sebuah ordo keagamaan dan militer yang dibentuk pada abad ke-12 untuk mempertahankan Tanah Suci. Dipenjara atas tuduhan berbagai perilaku ilegal, banyak anggota Templar yang kemudian dieksekusi. Beberapa orang mengaitkan peristiwa Templar ini sebagai asal-muasal takhayul Friday the 13th. Tapi kebenarannya masih belum jelas.

Peristiwa Tragis pada 13 Jumat

Entah kebetulan atau tidak, sejumlah peristiwa tragis dan ajaib terjadi pada Jumat tanggal 13, termasuk pengeboman Istana Buckingham oleh Jerman (Jumat, 13 September 1940); pembunuhan Kitty Genovese di Queens, New York (Jumat, 13 Maret 1964); topan yang menewaskan lebih dari 500 ribu orang di Bangladesh (Jumat, 13 November 1970); hilangnya pesawat Angkatan Udara Cile di Andes (Jumat, 13 Oktober 1972); kecelakaan pesawat di Rusia yang memakan korban 174 orang pada hari yang sama dengan peristiwa di Cile (Jumat, 13 Oktober 1972); kematian rapper Tupac Shakur (Jumat September 1996); tenggelamnya kapal pesiar Costa Concordia di lepas pantai Italia yang menewaskan 30 orang (Jumat, 13 Januari 2012); seorang anak laki-laki berusia 13 tahun di Suffolk, Inggris, disambar petir pada Jumat, 13 Agustus 2010. Petir dilaporkan melanda pada pukul 1:13 malam, atau 13:13. Anak itu selamat tanpa cedera; serta pandemi Covid-19 ditemukan di Amerika Serikat pada Jumat, 13 Maret 2020. Masih banyak daftar peristiwa tragis dan dianggap “sial” yang terjadi pada Jumat tanggal 13.

Ada yang Cari Tantangan

Pada akhir abad ke-19, seorang warga New York, Amerika Serikat, bernama Kapten William Fowler berusaha menghilangkan stigma abadi seputar angka 13, khususnya aturan tidak tertulis tentang tidak boleh ada 13 tamu di meja makan, dengan mendirikan sebuah perkumpulan eksklusif bernama The Thirteen Club.

Kelompok tersebut menggelar makan malam secara teratur pada hari ke-13 setiap bulan di kamar nomor 13 Knickerbocker Cottage, tempat minum populer yang dimiliki Fowler, dari tahun 1863 hingga 1883. Sebelum duduk untuk makan malam dengan 13 menu, para anggota akan lewat di bawah tangga dan spanduk bertulisan “Morituri te Salutamus”, sebuah bahasa Latin yang berarti “Kami yang akan mati memberi hormat kepada Anda”. Empat mantan Presiden Amerika Serikat—Chester A. Arthur, Grover Cleveland, Benjamin Harrison, dan Theodore Roosevelt—pernah bergabung dengan klub tersebut

Menginspirasi Sejumlah Novel dan Film

Tonggak penting dalam sejarah legenda Friday the 13th—bukan hanya angka 13—terjadi pada 1907. Novel karya Thomas William Lawson, Friday, the Thirteenth, diterbitkan. Novel tersebut bercerita tentang seorang pialang saham Kota New York yang mempermainkan takhayul tentang tanggal 13 untuk menciptakan kekacauan di Wall Street. Ia juga melakukan pembunuhan di pasar.

Kemudian, film horor Friday the 13th, yang dirilis pada 1980, memunculkan tokoh pembunuh bertopeng bernama Jason. Ini mungkin film paling terkenal bertema Friday the 13th. Film ini menghasilkan banyak sekuel, komik, novel, video game, merchandise, dan kostum Halloween menakutkan yang tak terhitung jumlahnya.


Baca juga: “The Craziest Book Ever Written”?


Lalu, masih ingat film serial televisi Friday the 13th yang ditayangkan TVRI pada 1990-an? Film serial ciptaan Frank Mancuso Jr. dan Larry B. Wiliams yang terdiri atas 72 episode itu berkisah sebuah toko benda antik. Pemiliknya dulu, Lewis Vendredi, memiliki perjanjian dengan setan untuk mendapatkan kekayaan, kemampuan supranatural, dan umur panjang. Sebagai imbalannya, benda-benda antik yang dijual menyimpan kutukan. Pembelinya akan mendapatkan “sesuatu”, tapi ada sesuatu yang harus ia bayar. Lewis kemudian memutuskan mengakhiri perjanjiannya. Sebagai hukumannya, ia pun tewas. Toko antik itu kemudian diwariskan kepada keponakannya, Micki Foster, serta sepupunya, Ryan Dallion. Datanglah Jack Marshak, teman Lewis, yang mengetahui rahasia benda-benda antik tersebut. Karena benda-benda itu sebagian telah terjual dan tersebar, dimulailah pencarian benda-benda tersebut oleh Micki dan Ryan.

Namun, dengan alasan logika dan akal sehat, bagi yang tidak mempercayainya, mereka akan menyatakan banyak peristiwa tragis di dunia yang juga terjadi di luar tanggal 13 Jumat. Jadi? Namanya juga takhayul, ya…

(S. Maduprojo, diolah dari berbagai sumber)

 

 

By redaksi

Catatankaki merupakan situs online yang dengan renyah mengulas segala hal terkait kata, budaya, filsafat, komunikasi, dan isu-isu humaniora populer lainnya. Dengan mengusung tagline "Narasi Penuh Nutrisi", Catatankaki mengemas semuanya secara ringan tapi mendalam; lugas tapi bernas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *