Namun, sesungguhnya, ada ketidaktepatan pemakaian keduanya bila kata-kata itu dipertukarkan dalam situasi atau konteks kalimat tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “lambat” didefinisikan:
lam.bat
1 a perlahan-lahan (geraknya, jalannya, dan sebagainya); tidak cepat: karena lututnya cedera, larinya menjadi –
2 n memerlukan waktu banyak: ia bekerja sangat –; biar — asal selamat
3 n tidak tepat pada waktunya; ketinggalan: arlojiku — lima menit; ia biasa pulang –
Sedangkan kata “lamban” dijelaskan:
lam.ban
a tidak cekatan (dalam bekerja dan sebagainya); lembam; tidak tangkas: tidak semua orang yang gemuk – bekerja
Nah, dari contoh-contoh penggunaan kata lambat dan lamban yang ada dalam KBBI, coba kita paparkan bila contoh kalimat yang ada kita pertukarkan di antara keduanya. Misalnya, “Karena lututnya cedera, larinya menjadi lambat.” Lalu, “Ia bekerja sangat lambat.” Pada kedua kalimat tersebut, bila kata lambat diganti dengan kata lamban, sepertinya masih bisa berterima. Namun, coba kita lihat contoh kalimat berikutnya. “Biar lambat asal selamat.” Terus, “Arlojiku lambat.” Kemudian, “Ia biasa pulang lambat.” Pada ketiga kalimat tersebut, coba kita pertukarkan dengan kata lamban. Bagaimana secara rasa bahasa? Kalau menurut penulis, rada aneh, ya?
Baca Juga: Newbie
Jadi, apa yang bisa kita simpulkan dari pemakaian kata lamban dan lambat kali ini?
Kata lambat, seperti dijelaskan dalam KBBI, bermakna kata sifat dan kata nomina, tapi cenderung untuk menjelaskan kebendaan. Sedangkan kata lamban lebih merujuk pada kata sifat yang menjelaskan ke orang/pribadi/persona. Agar lebih mudah membedakan pemakaiannya, coba kita lihat contoh kalimat berikut. “Pemerintah dinilai lamban mengerjakan proyek yang berjalan lambat ini.” Jadi, proyek itu lambat karena pemerintah lamban. Dari contoh kalimat tersebut, mudah-mudahan paham dan setuju, ya?
(S. Maduprojo)