Ilustrasi: Freepik.com

Coba klik kata “holtikultura” dalam mesin pencarian di Google.

Ternyata cukup banyak artikel ataupun makalah, terutama soal pertanian, yang masih menuliskan “holtikultura”—kendati jumlahnya tak sebanyak hortikultura—alih-alih yang dimaksudkan adalah “hortikultura”.

Hortikultura berasal dari bahasa Inggris horticulture. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), horticulture diserap menjadi hortikultura, yang berarti:

  • seluk-beluk kegiatan atau seni bercocok tanam sayur-sayuran, buah-buahan, atau tanaman hias

Merujuk pada Etymonline.com, horticulture berasal dari kata hortus (tanaman kebun) dalam bahasa Latin dan cultura (mengolah tanah). Kurang-lebih bentukannya sama dengan agriculture. Rujukan lain menyebutkan horticulture merupakan gabungan dari kata hortus (kebun/taman) dan colere (mengolah). Menurut Etymonline.com, kata ini sudah dikenal pada era 1670-an. Dari kata horticulture, muncul kata horticulturist dan horticultist—keduanya nominayang berarti “tukang kebun (dalam skala besar)”. Lalu ada kata horticultural (kata sifat) yang berarti “berkaitan dengan budaya kebun”.

Literatur lain menyebutkan bahwa hortikultura merupakan gaya hidup atau budaya kuno yang pertama kali ditemukan di barat daya dan timur Asia pada 7-10.000 Sebelum Masehi. Wilayah yang acapkali disebut “bulan sabit subur” itu meliputi Irak, Suriah, Yordania, Iran, dan Turki saat ini—di sekitar Sungai Tigris dan Efrat. Selanjutnya, hortikultura dikembangkan secara mandiri di belahan dunia lain, seperti di Cina bagian utara, Meksiko, Kolombia, dan Peru. Selama periode arkeologis yang disebut Neolitik, ahli hortikultura berkembang ke belahan dunia lainnya.

Baca Juga: Membedakan “Perlindungan” dan “Pelindungan”


Lantas, dari mana “varian” holtikultura itu hadir, dan kira-kira kenapa ia muncul?

Sejauh penelusuran yang penulis lakukan, tidak ada referensi yang menerangkan kata holticulture ataupun holtyculture—yang semestinya menjadi dasar bentukan holtikultura—atau kapan “varian” ini pertama kali muncul. Bisa jadi holtikultura muncul akibat ketidaktahuan pengguna karena mengikuti kesalahan yang sudah ada. Bisa jadi juga kata HOLTIkultura lebih mudah diucapkan—mungkin karena ada bunyi “kultura” pada suku kata berikutnya—dibanding HORTIkultura yang dianggap lebih ribet di lidah. Sekali lagi, itu bisa jadi, kira-kira. Kalau ada yang tahu, duh, seneng banget nih redaksi CK. Salam.

(S. Maduprojo, bahan rujukan: Etymonline.com, Manoa.Hawaii.edu)

By redaksi

Catatankaki merupakan situs online yang dengan renyah mengulas segala hal terkait kata, budaya, filsafat, komunikasi, dan isu-isu humaniora populer lainnya. Dengan mengusung tagline "Narasi Penuh Nutrisi", Catatankaki mengemas semuanya secara ringan tapi mendalam; lugas tapi bernas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *