Lagu ini satu album dengan tembang-tembang hit semacam “Ibu”, “Nak…”, dan “Pesawat Tempurku”. Album 1910 dirilis pada 1993 berisi delapan lagu.
Sejumlah lirik lagu lawas Iwan Fals tetap relevan dengan kondisi saat ini. “Ada Lagi yang Mati”, misalnya, menceritakan peristiwa kematian di sebuah pasar di dekat terminal, di mana ditemukan sesosok mayat yang diduga dibunuh dengan bekas sayatan pisau di lehernya. Iwan memposisikan dirinya sebagai salah seorang yang berada di antara kerumunan saat itu. Dia melihat rekan korban menangis, meratapi nasib rekannya yang terbunuh. Dengan lugas, Iwan pun menyimpulkan bahwa dendam saat ini ada di mana-mana. Manusia banyak dihinggapi rasa dendam dan dengan mudah membalasnya dengan sebuah pembunuhan.
Baca Juga: Kenapa yang Negatif-negatif Kok Asyik?
Berdasarkan data dari laman Ourworldindata.org, setiap tahun ada sekitar 55,3 juta orang meninggal di seluruh dunia. Itu berarti ada 151.600 orang meninggal setiap hari, 6.316 orang meninggal setiap jam, 105 orang meninggal setiap menit, dan hampir dua orang meninggal setiap detik. Penyebabnya beragam, dari penyakit, kecelakaan, pembunuhan, hingga bunuh diri.
Dari data kematian penduduk bumi per hari tersebut, “pembunuhan” berada di peringkat ke-17 sebagai penyebab kematian. Itu berarti ada sekitar 1.111 orang yang dibunuh setiap hari!
Melihat berita-berita kriminalitas di Tanah Air, misalnya, berita kematian akibat pembunuhan memang kita dengar atau baca setiap hari. Dari sudut pandang psikologi, orang bisa membunuh lantaran berbagai sebab, dari sekadar salah paham, salah senggol, tersinggung, pencurian, perampokan atau perampasan, hingga pembalasan dendam yang direncanakan. Orang seperti begitu mudahnya menghilangkan nyawa orang lain saat ini. Pelakunya juga dari berbagai usia, dari anak-anak hingga kakek-kakek.
Seorang pembunuh sering kali terlihat cukup normal, tapi otaknya beroperasi jauh berbeda dibanding populasi umum. Orang membunuh, di antaranya, untuk menegaskan sebuah kekuasaan dan agar dia diperhatikan. Mereka sering melakukan ini untuk menghukum seseorang atau sekelompok orang yang tidak mereka sukai atau takuti. Mereka yang dihukum karena pembunuhan sering kali tidak menunjukkan rasa bersalah atas tindakan keji mereka. Banyak dari pembunuh tipe ini merasa tidak bersalah sama sekali. Mereka merasa tidak apa-apa melakukannya karena berpikir bahwa mereka istimewa. Kejahatan yang mereka lakukan kerap sudah dipikirkan dan direncanakan dengan hati-hati. Jenis kejahatan seperti ini biasanya karena bermotif rasa sakit hati dan dendam. Ada juga karena reaksi terhadap kekerasan yang dialami sehingga muncul keinginan untuk menyelamatkan diri dari tekanan dan kekerasan itu. Misalnya, asisten rumah tangga yang membunuh majikannya yang sering menyakiti. Atau tindakan nekat seseorang yang sering dirundung atau dianiaya. Motif pembunuhan lain yang marak akhir-akhir ini adalah tindak kriminalitas, seperti pembegalan ataupun perampokan. Seorang begal ataupun perampok biasanya bertindak sadis karena merasa berkuasa, hilang akal, dan hilang rasa ibanya.
“Ada Lagi yang Mati” merupakan salah satu refleksi bagi kita untuk berkontemplasi, agar kita mampu mengelola rasa sakit hati, amarah, dan dendam dengan bijak. Sebagai seorang seniman, Iwan dikaruniai kepekaan untuk menggambarkan sebuah kematian akibat pembunuhan: dendam ada di mana-mana; di jantung hari-hari…
Berikut lirik lagu “Ada lagi yang Mati”
Aku lihat orang yang mati
Di antara tumpukan sampah
Lehernya berdarah membeku
Bekas pisau lawannya tadi malam
Belakang pasar dekat terminal
Pagi itu orang berkerumun
Melihat mayat yang membusuk
Tutup hidung sesekali meludah
Aku lihat orang menangis
Disela gaduhnya suasana
Segera aku menghampiri
Dengan bimbang
Kubertanya padanya
Rupanya yang mati sang teman
Teman hidam hidup sepaham
Hanya kisah yang dilewati
Ia berdua ikat tali saudara
Sementara surya mulai tinggi
Panas terasa bakar kepala
Sisa darah orang yang mati
Disimpannya di dalam hati
Lalu dia seperti batu
Sampai…malam
Sampai semuanya pergi
Belakang pasar dekat terminal
Adalagi orang yang mati
Lehernya berdarah membeku
Bekas pisau lawannya tadi malam
Sementara surya mulai tinggi
Panas terasa bakar kepala
Dendam ada di mana-mana
Di jantungku di jantungmu
Di jantung hari-hari
Dendam ada di mana-mana
Link lagu: Ada Lagi yang Mati
(S. Maduprojo, rujukan www.ourworldindata.org. Iwan Fals Musica)