Presiden mengatakan bahwa perekonomian dunia pada 2023 mendatang mengalami kegelapan atau resesi ekonomi global, serta mengingatkan penduduk Indonesia agar berhati-hati dan siap menghadapi semua itu nanti. Presiden, antara lain, juga menyinggung istilah inflasi dan deflasi. Meski kini kerap disebut-sebut dalam berbagai pemberitaan, baik di televisi, berita online, maupun media sosial, banyak yang masih “bingung” membedakan kedua istilah tersebut. Coba kita bahas, yuk…
INFLASI
Istilah inflasi sudah digunakan dalam bahasa Inggris pertengahan, sekitar abad ke-14, meminjam istilah “inflation” dari bahasa Prancis kuno. Istilah “inflation” sendiri berasal dari bahasa Latin “inflatio”, “inflationem”, atau “inflatus” yang berarti “ekspansi” atau “meledak”. Menurut Etymonline.com, pengertian inflasi berkaitan dengan moneter, dengan arti “pembengkakan harga”—awalnya “peningkatan jumlah uang yang beredar—pertama kali dicatat pada 1838 dalam bahasa Inggris Amerika. Sebelumnya, istilah inflasi digunakan dalam bidang fisika yang berkaitan dengan penggunaan gas pada balon udara.
Ada sejumlah pengertian untuk inflasi ini, selain selama ini dikenal sebagai istilah ekonomi. (1) Dalam bidang fisika, inflasi berarti pemuaian atau peningkatan volume/ukuran, terutama berkaitan dengan gas, seperti pengisian gas pada balon udara. (2) Dalam bidang kosmologi, istilah inflasi merujuk pada ekspansi alam semesta yang sangat cepat, yang diteorikan terjadi tak lama setelah peristiwa Big Bang. (3) Dalam dunia akademis, inflasi merupakan istilah untuk perluasan atau peningkatan yang tidak semestinya pada nilai akademik. Nah, dalam bidang ekonomi, ada sejumlah pengertian inflasi, (4) Kenaikan tingkat umum harga atau biaya hidup. (5) Penurunan nilai mata uang. (6) Peningkatan jumlah uang, yang menyebabkan devaluasi uang yang ada.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan inflasi sebagai: Kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) yang beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.
Merujuk pada situs web Investopedia.com, inflasi didefinisikan sebagai “kenaikan harga barang/jasa, yang dapat diterjemahkan sebagai penurunan daya beli dari waktu ke waktu”. Tingkat penurunan daya beli dapat dicerminkan dalam kenaikan harga rata-rata sekeranjang barang dan jasa yang dipilih selama beberapa periode waktu. Kenaikan harga, yang sering dinyatakan sebagai persentase, berarti bahwa satu unit mata uang membeli barang/jasa lebih sedikit dibanding pada periode sebelumnya. Inflasi bisa diperbandingkan dengan deflasi, yang terjadi ketika harga barang turun dan daya beli meningkat. Jadi, inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan deflasi merupakan kebalikan dari inflasi, yakni penurunan harga barang secara umum dan terus-menerus.
Baca Juga: Hortikultura, Bukan Holtikultura
DEFLASI
Merujuk pada Etymonline.com, istilah deflasi (deflate) sudah digunakan pada 1891 untuk menjelaskan “peristiwa pelepasan udara”. Berasal dari bahasa Latin deflare yang bermakna “menerbangkan”. Tapi dalam bahasa Inggris, prefiks tersebut memiliki arti “turun”. Pada 1916, istilah ini mulai digunakan untuk bidang ekonomi, mengacu pada mata uang. Deflasi merupakan antonim dari kata “inflasi”.
KBBI mendefinisikan deflasi sebagai “penambahan nilai mata uang, antara lain, dengan pengurangan jumlah uang kertas yang beredar dengan tujuan mengembalikan daya beli uang yang nilainya menurun; gejala perekonomian yang merupakan akibat keadaan tersebut, seperti penurunan produksi, langkanya lapangan kerja, rendahnya daya beli masyarakat”.
Istilah deflasi juga dikenal dalam bidang geologi, yang berarti penghapusan tanah dan material lepas lainnya dari tanah (atau permukaan lainnya) oleh angin, membiarkannya terkena erosi. Dalam KBBI didefinisikan sebagai “pemindahan atau pengangkutan bahan (pasir, abu) oleh angin”.
Merujuk pada situs web Investopedia.com, deflasi didefinisikan sebagai”penurunan umum harga barang dan jasa, biasanya terkait dengan kontraksi pasokan uang dan kredit dalam perekonomian”. Selama deflasi, daya beli mata uang meningkat dari waktu ke waktu karena jumlah uang yang beredar relatif lebih kecil dibanding jumlah barang dan jasa yang tersedia.
(S. Maduprojo)