–untuk Ganden Dinar Arrumi–
Pada ketika masa aku membuka mata
barangkali pagi-pagi buta, kau selalu membentuk sepotong cinta
Di luar, kudengar hiruk pikuk politik yang penuh caci maki, bias hanya membekaskan serpihan suara yang tak pernah berarti apa-apa.
Merawatmu membuat bumi terasa selalu pagi. Semesta tumbuh, dikelilingi udara inti, yang larut kuserap dari pori-pori dedaunan.
Aku tak mengenal apakah dunia ini rumit atau sederhana. Karena semua mengalir begitu saja.
Mengenalmu, membuat puisiku kekal, menjelma doa.
Asep Herna, 17 September 2014