Bean Belt merujuk pada wilayah tempat mayoritas negara-negara penghasil kopi di dunia berada. Bean Belt merupakan kawasan yang memberikan kondisi pertumbuhan optimal (ideal) bagi tanaman kopi. Sama seperti namanya, ia berbentuk sabuk yang melintasi dunia dari satu sisi ke sisi lainnya. Bean Belt terletak di dekat Khatulistiwa, antara Garis Balik Utara (Tropic of Cancer) dan Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn), di antara garis lintang 25 derajat utara dan 30 derajat selatan.
Beberapa negara yang menjadi bagiannya adalah Hawaii, Brasil, Kolombia, Peru, Guatemala, Honduras, Meksiko, Ekuador, Kosta Rika, Yaman, Kenya, Ethiopia, India, Vietnam, dan Indonesia. Ada beberapa alasan mengapa kopi Bean Belt begitu penting diketahui para pencinta kopi.
Faktor Pembeda Kualitas Kopi
Seperti semua tanaman di dunia, tanaman kopi memerlukan kondisi tertentu untuk pertumbuhannya. Segala sesuatu, dari varietas tanaman, kandungan kimia tanah, cuaca, jumlah curah hujan dan sinar matahari, hingga ketinggian tempat kopi tumbuh, dapat mempengaruhi cita rasa produk akhir. Variabel-variabel kunci tersebut, dipadukan dengan cara ceri kopi diproses setelah dipetik, berkontribusi pada perbedaan kopi berdasarkan negara, wilayah pertumbuhan, dan perkebunan di seluruh dunia. Kombinasi faktor-faktor tersebut begitu kompleks. Bahkan dari satu perkebunan saja kita dapat menemukan variasi dalam kualitas dan rasa.
Dua jenis kopi paling terkenal di dunia, yakni Arabika dan Robusta, misalnya, masing-masing tumbuh subur di dua kondisi alam yang agak bertolak belakang. Kopi Arabika tumbuh paling baik di dataran tinggi di lahan yang subur. Sedangkan Robusta lebih menyukai suhu yang lebih tinggi dan tumbuh subur di dataran rendah.
Iklim tropis di kawasan penghasil kopi juga merupakan faktor ideal lainnya. Curah hujannya melimpah, tanahnya subur, kelembapannya cukup, suhunya lebih hangat sepanjang tahun, dan juga musim kemarau! Jika semua syarat ini terpenuhi, maka biji kopi akan memiliki kualitas yang lebih tinggi dibanding biji kopi lainnya.
Tidak Sebaik di Kawasan Bean Belt
Lalu, pertanyaannya, apakah tidak mungkin menanam kopi di luar wilayah perkebunan kopi Bean Belt?
Jawabannya: Bukan tidak mungkin, melainkan tidak layak dalam hal apa yang diperlukan untuk mengekspor kopi. Di beberapa negara di luar kawasan sabuk kopi mungkin terdapat iklim tropis, tapi komposisi tanahnya tidak tepat. Beberapa negara lain mungkin memiliki tanah yang subur, tapi curah hujannya tidak cukup, dan sebagainya. Sekalipun melalui beberapa percobaan, masyarakat mampu menanam tanaman kopi, mereka tidak dapat melakukannya dalam skala yang cukup besar dan menghasilkan keuntungan. Bayangkan, dengan kopi sebagai salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi, bukankah akan lebih banyak negara yang terlibat dalam industri ini jika mereka bisa?
Potret Negara-negara Penghasil Kopi Terkenal di Dunia
Kopi ditanam di lebih dari 50 negara di dunia. Masing-masing mempunyai ciri khas, baik dari variasi rasa maupun kualitasnya. Penghasil kopi terkenal di dunia, antara lain, adalah negara-negara di kawasan The Bean Belt. Inilah beberapa profil mereka.
Hawaii
Meski perkebunan kopi dapat ditemukan di seluruh kepulauan Hawaii, kopi Kona, dari pulau besar Hawaii, adalah yang paling terkenal dan selalu diminati. Di sini, alam menyediakan lingkungan yang tepat untuk pohon kopi di lereng gunung berapi aktif Mauna Loa. Pohon-pohon muda ditanam di tanah vulkanik yang hitam dan masih sangat baru sehingga sering kali para petani terlihat menanam bibit di batu. Keteduhan sore hari dari awan tropis membentuk “kanopi alami” di atas pepohonan untuk melindunginya dari sinar matahari yang panas terik dan seringnya hujan yang turun. Kopi Kona diproses untuk menghasilkan secangkir kopi yang kaya akan aroma dan kenikmatan.
Meksiko
Perkebunan kopi kecil di Meksiko lebih umum ditemui dibanding perkebunan besar. Tapi, dengan lebih dari 100 ribu petani kopi, Meksiko merupakan salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia. Sebagian besar perkebunan kopi di wilayah ini berada di negara bagian selatan Veracruz, Oaxaca, dan Chiapas. Secangkir kopi Meksiko umumnya menawarkan aroma dan kedalaman rasa yang luar biasa, sering kali dengan ketajaman yang nyata. Biji kopi yang dihasilkan sangat baik untuk proses sangrai gelap dan sering digunakan untuk campuran. Kopi yang diberi nama Altura berarti ditanam di dataran tinggi.
Puerto Riko
Terletak sekitar seribu mil di tenggara Florida, Puerto Riko berada di Kepulauan Karibia dengan sejarah kolonial dan status politik yang kompleks. Kopi dibawa ke Puerto Riko dari Martinik pada 1736. Pada akhir abad ke-19, pulau ini menjadi pengekspor kopi terbesar keenam di dunia. Namun badai besar dan persaingan dari negara-negara penghasil kopi lainnya memaksa pulau ini mencari cara lain untuk kelangsungan ekonominya. Saat ini, industri kopi di wilayah ini sedang dihidupkan kembali dengan kopi yang dibudidayakan secara cermat dari varietas Arabika berkualitas yang diproduksi dengan standar tertinggi. Ada dua wilayah pertumbuhan utama di Pulau Karibia: Grand Lares di wilayah tengah selatan dan Yauco Selecto di barat daya. Kedua wilayah ini terkenal karena kandungan dan keasaman bijinya yang seimbang serta aroma buahnya.
Guatemala
Meski tidak setenar beberapa negara tetangganya di Amerika Tengah dan Selatan, kopi Guatemala memiliki kualitas rasa khas yang disukai banyak orang karena kaya rasa. Kopinya memiliki kedalaman dan kompleksitas rasa yang hampir pedas atau cokelat. Ada tiga wilayah pertumbuhan utama kopi di wilayah ini, yakni Antigua, Coban, dan Huehuetanango. Masing-masing memiliki lanskap terjal yang menakjubkan dan tanah vulkanik yang kaya—di ketinggian 4.500 kaki/1.370 meter atau lebih tinggi.
Kosta Rika
Kosta Rika hanya memproduksi Arabika yang diproses secara basah. Dengan bentuk sedang dan tingkat keasaman yang tajam, ia sering digambarkan memiliki keseimbangan sempurna. Kopi Kosta Rika sebagian besar ditanam di pertanian kecil, atau disebut finca. Setelah dipanen, buah ceri kopi segera dibawa ke fasilitas pemrosesan canggih, yang dikenal sebagai beneficios, tempat dimulainya pemrosesan metode basah. Kualitas pengolahan dan metode penanaman yang cermat telah membangun reputasi Kosta Rika sebagai penghasil kopi berkualitas.
Kolumbia
Kolombia mungkin termasuk produsen kopi paling terkenal di dunia dan menempati peringkat kedua di dunia. Perkebunan kopi di wilayah ini mempertahankan standar keunggulan yang tinggi. Produk kopi Kolombia terkenal lembut dengan tingkat keasaman yang seimbang. Bentang alam Kolombia yang terjal menyediakan lingkungan alami yang sempurna untuk bercocok tanam, meski medannya menyulitkan pengangkutan biji kopi yang dipanen ke pusat produksi dan pengiriman. Saat ini, hal itu sering dilakukan dengan menggunakan bagal—keturunan silang antara kuda betina dan keledai jantan—atau memakai jip. Colombian Supremo, grade tertinggi, memiliki rasa manis yang lembut dan aromatik. Sedangkan Excelso Grade lebih lembut dan sedikit lebih asam.
Brasil
Brasil adalah negara penghasil kopi terbesar di dunia, dengan lahan produksi yang tampaknya tak ada habisnya. Perkebunan kopi di Brasil sering kali mencakup lahan yang sangat luas sehingga membutuhkan ratusan orang untuk mengelola dan mengoperasikannya untuk menghasilkan kopi dalam jumlah besar. Baik Arabika maupun Robusta ditanam di wilayah ini. Iklim, kualitas tanah, serta ketinggian menentukan varietas mana yang akan tumbuh paling baik di sebuah wilayah. Secangkir kopi Brasil yang enak mempunyai rasa yang bening, manis, dan rendah asam.
Ethiopia
Inilah tempat yang kerap disebut-sebut dalam legenda asal-usul kopi. Umumnya kopi Ethiopia diproses secara basah. Kopi Ethiopia berasal dari salah satu dari tiga wilayah penanaman utama, yakni Sidamo, Harrar, Kaffa. Karakter kopi-kopi Ethiopia umumnya memiliki rentang rasa yang beragam dan berbeda-beda, dari citrus, jeruk bergamot dan floral, sampai yang rasanya seperti buah manis dan buah-buah tropis.
Kenya
Kopi Kenya terkenal dan disukai, baik di Amerika maupun di Eropa. Biji kopinya menghasilkan keasaman buah yang tajam, dipadukan dengan aroma yang kaya. Kopi Kenya ditanam di kaki Gunung Kenya, sering kali oleh petani kecil. Kenya memiliki sistem penilaian yang unik. Kopi dengan peringkat tertinggi dinilai Kenya AA, yang merupakan biji kopi terbesar dan memiliki lebih banyak minyak aromatik. Sedangkan AA+ berarti biji kopi tersebut ditanam di perkebunan.
Pantai Gading
Pantai Gading adalah salah satu produsen kopi Robusta terbesar di dunia, yang memiliki aroma kuat dengan tekstur ringan dan keasaman. Varietas ini cocok untuk hasil sangrai yang lebih gelap sehingga sering digunakan dalam campuran espresso.
Yaman
Di negara tempat kopi pertama kali dibudidayakan secara komersial ini, kopi masih ditanam dengan cara yang sudah berusia berabad-abad. Di dalam taman kecil bertingkat di perkebunan keluarga, Anda hampir selalu dapat menemukan beberapa pohon kopi. Karena langkanya air di tanah gersang ini, biji kopi yang ditanam di sini cenderung berukuran lebih kecil dan bentuk yang tidak beraturan. Kurangnya air juga menyebabkan buah kopi akan diproses menjadi kering setelah dipanen. Hasilnya, kopi Yaman memiliki cita rasa khas yang dalam, kaya, dan tiada duanya.
Pada zaman dulu, ketika kopi dikirim dari Pelabuhan Mocha yang terkenal di Yaman ke berbagai tujuan di seluruh dunia, kata “Mocha” menjadi identik dengan kopi Arab. Orang Belanda memadukan kopi Arab dengan kopi yang ditanam di Pulau Jawa untuk menghasilkan campuran kopi pertama—dan masih terkenal hingga saat ini—Mocha Java.
BACA JUGA: Kopipedia (2): Hikayat Kopi
Indonesia
Indonesia, salah satu negara terbesar di dunia, terdiri atas ribuan pulau. Beberapa pulau besar—Sumatera, Jawa, dan Sulawesi—dikenal di seluruh dunia karena kualitas kopinya yang terbaik. Tanaman kopi diperkenalkan ke Indonesia oleh penjajah Belanda pada sekitar abad ke-17, dan negara ini segera memimpin produksi dunia. Saat ini, perkebunan kopi kecil seluas 1-2 hektare mendominasi dan sebagian besar diproses secara kering. Kopi Indonesia terkenal dengan teksturnya yang rich, full body, dan tingkat keasaman yang ringan. Indonesia juga terkenal dengan kopi-kopi berumur berkualitas, yang disimpan selama beberapa waktu oleh para petani yang ingin menjualnya dengan harga lebih tinggi. Penyimpanan kopi dilakukan dengan hati-hati di iklim Indonesia yang hangat dan lembap dan menghasilkan kopi yang dihargai karena kandungannya yang lebih dalam dan tingkat keasaman yang lebih rendah. Proses ini tidak ada yang dapat menandingi, bahkan dengan teknologi saat ini.
Vietnam
Kopi pertama kali masuk ke Vietnam pada pertengahan abad ke-19 ketika misionaris Prancis membawa pohon Arabika dari Pulau Bourbon dan menanamnya di sekitar Tonkin—bagian paling utara Vietnam. Baru-baru ini, kopi telah diperkenalkan kembali di negara ini dan industri kopi berkembang pesat sehingga Vietnam dengan cepat menjadi salah satu produsen kopi terbesar di dunia. Saat ini, perkebunan kecil yang terletak di bagian selatan negara ini sebagian besar memproduksi kopi Robusta. Dengan tingkat keasaman yang ringan dan keseimbangan yang baik, kopi Vietnam sering digunakan untuk blending.
(S. Maduprojo, sumber rujukan Ncausa.org, Beancraft.coffee, dan berbagai sumber lainnya)