Pada 1971, penulis Inggris Frederick Forsyth menelurkan sebuah novel thriller politik yang ia beri judul The Day of the Jackal. Novel ini berlatar peristiwa nyata percobaan pembunuhan terhadap Presiden Prancis Charles de Gaulle pada 22 Agustus 1962 oleh Jean-Marie Bastien-Thiry, letnan kolonel Angkatan Udara Prancis. Selanjutnya adalah kisah fiksi sejarah tentang The Jackal, seorang pembunuh bayaran yang dikontrak organisasi pemberontak OAS pada masa pemerintahan Presiden Prancis Charles de Gaulle.
Kisah Sang Pembunuh
Dikisahkan, kebijakan Presiden De Gaulle melepas Aljazair dari Prancis ditentang sejumlah kalangan, termasuk OAS. Beberapa percobaan pembunuhan terhadap De Gaulle dilakukan kelompok bersenjata itu, tapi tidak membuahkan hasil. Pelindungan terhadap Sang Presiden begitu ketat. Atau, ada saja “keberuntungan” di pihak De Gaulle hingga terhindar dari percobaan pembunuhan. Singkatnya, tak habis akal, OAS menyewa pembunuh bayaran yang terkenal dengan julukan The Jackal—sebutan untuk sejenis anjing liar yang memang merupakan salah satu hewan pemburu andal.
Selanjutnya, Frederick Forsyth membawa pembaca menelusuri lika-liku persiapan Jackal dalam menjalankan misinya. Ia diceritakan piawai dalam memesan senjata, memalsukan paspor, mempersiapkan penyamaran, dan melakukan survei. Pemerintah Prancis tak tinggal diam dan menugasi detektif terbaik Inspektur Claude Lebel untuk melawan Jackal.
Adu cerdik antara Jackal dan Lebel inilah yang membuat alur novel ini menarik. Frederick Forsyth begitu detail mengisahkan trik saling jegal antar-keduanya. Di akhir kisah, Lebel dan rekan-rekannya berhasil mematikan Jackal di lantai atas sebuah apartemen, tempat Jackal mengincar penembakan terhadap De Gaulle. Jackal dimakamkan di kuburan tak bertanda di Paris, dan dicatat sebagai “turis asing tak dikenal, tewas dalam kecelakaan mobil”. Selain seorang pendeta, polisi, panitera, dan penggali kubur, satu-satunya orang yang menghadiri pemakaman tersebut adalah Claude Lebel…
Baca Juga: Ada Apa di Balik “Sonnet 18”
Fakta Unik
Inilah sejumlah fakta menarik tentang buku ini:
1. Selain The Jackal, Frederick Forsyth menghasilkan novel seperti The Odessa File, The Fourth Protocol, The Dogs of War, The Devil’s Alternative, The Fist of God, Icon, The Veteran, Avenger, The Afghan, The Cobra, dan The Kill List. Hampir sebagian besar karya Forsyth telah diadaptasi ke film layar lebar dan serial televisi.
2. Novel The Day of the Jackal dikait-kaitkan dengan pembunuhan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin pada 1995, upaya pembunuhan yang gagal terhadap George W. Bush sepuluh tahun kemudian, dan dituding menjadi inspirasi teroris paling dicari di Venezuela, “Carlos the Jackal”. Ilich Ramírez Sánchez alias Carlos melakukan serangkaian pembunuhan dan pengeboman dari tahun 1973 hingga 1985. Ia dijuluki The Jackal karena polisi menemukan buku karya Frederick Forsyth tersebut saat Carlos ditangkap. Carlos The Jackal divonis hukuman seumur hidup sebanyak tiga kali.
3. Novel ini diselesaikan Frederick Forsyth dalam waktu 35 hari, semata-mata karena alasan keuangan—pada tahun 2010, Forsyth mengaku kepada The Telegraph, “Saya ini bisa dibilang tentara bayaran… Saya menulis demi uang”.
4. Forsyth menggunakan gaya pelaporan yang diasah selama bertahun-tahun sebagai koresponden asing Reuters. Tak aneh bila dalam karya-karyanya Forsyth seperti melakukan reportase di lapangan, misalnya adegan pembuka yang menggambarkan serangan terhadap iring-iringan mobil presiden, karena ia benar-benar ada di sana saat hal itu terjadi.
5. Ada dua film yang memakai nama The Jackal. Yang pertama adalah The Day of the Jackal, dibintangi oleh Edward Fox, yang dibuat pada 1973. Film ini merupakan adaptasi dari novel Forsyth dengan judul yang sama. Lalu The Jackal, film thriller aksi Amerika tahun 1997 yang dibintangi Bruce Willis, Richard Gere, dan Sidney Poitier. Bedanya, film The Jackal ini sama sekali berbeda dengan novel Forsyth, baik latar belakang cerita, alur cerita, maupun tokoh-tokohnya!
6. Daya tarik novel Forsyth ini membuat rumah produksi Sky and Peacock serta Carnival Film menyiapkan remake serial televisi The Day of the Jackal. Proyek ini sudah diumumkan pada November 2022. Penulis skenario Ronan Bennet dan sutradara Brian Kirk didapuk menangani film ini. Ronan Bennett adalah seorang novelis dan penulis skenario asal Irlandia Utara. Ia terkenal menghasilkan karya-karya terbaik serial drama kriminal televisi, seperti cerita geng narkoba Top Boy,Face (1997), Public Enemies (2009)—film biografi kriminal Michael Mann—serta miniseri drama sejarah BBC, Gunpowder (2017). Casting pemain sudah dilakukan sejak Maret 2023 dan akan dibintangi oleh Eddie Redmayne serta Lashana Lynch.
Syuting serial ini berlangsung di empat negara dan diperkirakan berlangsung selama tujuh bulan, dimulai pada Juni 2023. Pengambilan gambar dimulai di Budapest, Hongaria, dan wilayah sekitarnya. Syuting, antara lain, sudah dilakukan di Wina dan Kroasia pada Juli 2023. Serial ini akan disiarkan di Inggris melalui Sky Television dan platform streaming NOW TV pada tahun ini.
7. Nama Presiden Prancis Charles de Gaulle diabadikan di sejumlah tempat, seperti Bandara Internasional Charles de Gaulle, kapal induk Charles de Gaulle, stasiun metro, nama jalan, avenue, lapangan, dan stadion. Jika saja The Jackal ada di kehidupan nyata, mungkin saja dia jengkel karena De Gaulle meninggal dengan cara “baik-baik saja”. De Gaulle wafat pada 9 November 1970 di usia 79 tahun. Ia sedang duduk menonton televisi di rumahnya saat terkena serangan jantung. Istrinya, Yvonne, sempat memanggil dokter dan pastor. Namun nyawa de Gaule tak terselamatkan. Sebelumnya, De Gaule terlihat sehat. Bahkan ia sempat berjalan-jalan di kebun dan mengerjakan memoar di ruang kerjanya….
(S. Maduprojo, dari berbagai sumber)