24 November 2024
Mata Bulan Sabit

Mata Bulan Sabit.

Aku bertemu mata bulan sabit senja tadi. Ia tak mengenalku, sebagaimana juga aku tak mengenalnya.

Demikianlah kami selalu berpapasan sejak setahun lalu. Seminggu sekali, aku biasa menatapnya kurang dari 30 detik saja.

3 bulan sebelum sore ini, ia bagaikan lenyap. Mungkin pekat asap kota telah menculiknya.

Aku biasa saja, sekadar merasa ada yang hilang tapi cukup apa adanya. Ia juga rasanya biasa saja.

(Meski aku menyukai temaramnya, apa yang bisa diharapkan atas waktu kurang dari 30 detik saja?)

Sore tadi, ia kembali ada. Dua mata bulan sabitnya menyapaku. Aku bilang aku merasa kehilangan. Dan ia bilang ia juga merasa kehilangan.

Bagaimana bisa, ruang 30 detik mampu menciptakan perasaan-perasaan lengkap yang sulit dipetakan?

(Asep Herna, 21 Juli 2023)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *