Tuhan,
Aku tubuh yang tak pernah memiliki pengalaman untuk menuliskan rasa sakit, karena aku terlatih untuk mengubahnya menjadi sahabat yang lunak dan baik.
Aku batu karang yang tak pernah mengenal rasa takut, betapa besar pun ombak menggerusku, karena aku terbiasa menjadi deras laut.
Aku bumi yang tak gentar disengat cuaca garang, dijilat udara beku, dihujani butiran tajam, meski aku telanjang, karena aku bisa segera menjelma hamparan.
Tapi lihat, inilah aku. Tubuh yang rapuh. Batu karang tua yang luruh. Bumi yang kesepian. Saat malaikat-malaikat kecilnya direnggut mimpi buruk yang menakutkan.
Bila mereka tiada, lantas ia apa?
Tugasku selesai, Tuhan.
(Asep Herna)