Menulis? Mulainya Kok Bingung Ya?

Tau gak kenapa? Karena kita terlalu fokus berkutat dan berpikir keras di wilayah tema itu. Misalkan kita mau menulis cerita dengan tema “cinta”. Kebanyakan orang berkutat dalam pola-pola yang berhubungan dengan medan makna cinta. Cinta selalu melekat dengan kata “pria”, “wanita”, “Tuhan”, “relationship”, “kasih”, “sayang”, “bermesraan”, “putus”, “hamil,” dll.

Sementara hukum pikiran, semakin kita keras berpikir, semakin rasionalitas otak kita bekerja. Semakin rasionalitas bekerja, semakin pasiflah imajinasi kita. Rasionalitas dan imajinasi adalah dua wilayah yang saling bertolak belakang. Semakin keras kita berpikir tentang wilayah-wilayah terkait tema “cinta”, semakin otak kita dipenuhi ketakutan-ketakutan.

“Aduh bingung, nih. Bener gak ya kalo kalau saya memulai tulisan dengan “ini” atau dengan “itu?” Ketika akhirnya berhasil ditulis, hasilnya? Biasanya basi dan mudah tertebak.

Berpikir Lateral

Saran saya gini: Walaupun tema yang mau diangkat basi, cobalah berpikir lateral. Keluarlah dari pola, dari pakem dan dari kebiasaan-kebiasaan.

Saya punya teknik “Lanturan” yang efektif dan terbukti berhasil saya gunakan untuk memproduksi ide-ide artikel, atau buku. Teknik ini saya bagikan dan boleh kalian pakai untuk memecah kebuntuan dan pola berpikir saja. Gunakan hanya saat kalian sedang mengalami kebuntuan.

Mulailah dari Komponen Makna

Misalkan tema yang kita mau garap adalah “cinta segitiga”. Sengaja saya pilih tema yang paling basi. Coba manjakan pikiran kalian yang biasa terpola berpikir literal. Kata apa yang muncul saat kamu mendengar kata “cinta segitiga”. Jenisnya harus kata benda ya.

Misal, kata “pria”. Sekarang tulis kata yang terkait dengan kata “pria”, taruhlah kata “wanita”.

Berikutnya yang terkait dengan kata “wanita”, kamu dapat kata “beha”, habis itu kata “tali”, berikut dan berikutnya lagi kata “karet”, “kondom”, “sampah”, “truk”, “roda”, “jalan”, “aspal”, “drum”, “kaleng”, “susu”, “bayi”, “tangan”, “kuku”, “gunting”, “kain”, “kapan”, “pocong”, “mayat”, “kuburan”, “tanah”, “air”, “ikan”, “laut”, “pembajak”, “kerbau”, “sawah”, “padi”, “beras”, “kencur”, “jamu”, “nyonya meneer”, “Belanda”, dan terus se-ngelantur mungkin sampai jauh…sejauh-jauhnya,

Menjodohkan Dua Kata

Sekarang, coba ambil 2 kata dari kata-kata di atas yang paling tidak berhubungan menurut kalian. Misalnya: kata “KONDOM” dan “KERBAU”. Atau kata “POCONG” dan “JAMU”. Bebas, terserah kalian aja.

Habis itu, coba bikin satu kalimat, atau lebih, yang di dalamnya ada dua kata yang kalian pilih tadi. Misalnya:

“Malam. Gerimis. POCONG itu tiba-tiba saja ketawa terpingkal-pingkal melihat Mbok JAMU lewat persis di depan mukanya.”

Nah, begitu kalian berhasil menuliskan sebuah kalimat, sekarang coba sambungkan kalimat yang kamu tulis tadi dengan tema “cinta segitiga” yang sudah direncanakan. Kalian boleh modifikasi kalimat sebelumnya. Boleh satu alinea, boleh satu cerpen, atau satu novel kalo bisa. Saya jamin kalian bakal nulis sesuatu yang nggak biasa.

Buat yang mau langsung latihan, coba tuliskan versi kalian di kolom komentar. Jangan panjang-panjang, maksimal 1 alinea saja.

Itulah salah satu teknik memecah kebuntuan. Lepas dari kekakuan berpikir. Menulis, tidak seharusnya berangkat dari keharusan-keharusan.

Baca juga: Mengungkap Sisi Magis Menulis

Pelatihan The Writers

Jika kalian tertarik untuk menggali masalah literasi lebih dalam, yuk ikutan workshopnya. The Writer’s ZOOM, batch 1, yang akan segera dimulai Sabtu, 11 Mei 2024, pukul 20.00 WIB.

Untuk 8 sesi dengan 8 materi unik ini, investasinya hanya Rp 300.000. Bila ada member/alumni The Writers yang mau ikutan format Zoom ini, akan mendapat diskon 50%. Peserta yang mengikuti secara penuh akan menerima e-sertifikat The Writers.

Silakan gabung, dan daftar sekarang via WA management The Writers di: 0811-8774-466. Di sini, kita siap berkarya, dengan mudah dan menyenangkan.