Sempat aku temui kamu, di ujung huruf itu
Lalu aku selalu saja mengira-ngira, dari rongga bagian mana bunyi yang kaukirim padaku
–Dinginnya hangat, hangatnya senyap
Ia begitu terpola, melumatkan kegelisahan, membangkitkan harapan, menjambak letupan gairah yang kunamakann hidup, membentuk spektrum cahaya yang riapnya merayap lalu lenyap.
Aku kembali mengira-ngira, dari rongga serupa apa bunyi yang kaurapalkan padaku
–Sunyinya ramai, ramainya sepi
(Asep Herna)