25 November 2024
Megalophobia adalah ketakutan akan objek-objek berukuran raksasa. (Foto: Dok. Healthspot.Net)

Megalophobia adalah ketakutan akan objek-objek berukuran raksasa. (Foto: Dok. Healthspot.Net)

Oleh Asep Herna, Certified Instructor Hypnotherapy
Selasa minggu lalu, adalah record saya terlama menetralisir fobia. Biasanya saya hanya memerlukan waktu 45 detik hingga 15 menit saja. Tapi, Selasa minggu lalu itu, saya hampir menghabiskan waktu 45 menit!

Jadilah klaim saya gugur, sodara-sodara, bahwa untuk melenyapkan fobia, cukup waktu di bawah 20 menit saja.

Saya hanya memakai metode yang sudah terbukti 99% bekerja efektif dalam mengatasi fobia alias ketakutan irasional ini. Formatnya adalah, mendeteksi rasa kurang nyaman di bagian tubuh, dan mengajaknya berdamai dengan struktur linguistik tertentu. Ada banyak sih metode yang lainnya, tapi lagi-lagi, ini metode favorit saya.

Saking sukanya dengan metode ini, formatnya sekarang sudah saya alihwahanakan dalam bentuk Songtherapy untuk Fobia dan Anxiety. Dan kejadian Selasa minggu lalu itu, agar menghemat energi saya, di menit-menit terakhir, saya gunakan Songtherapy tersebut, sehingga saya tidak perlu lagu capek-capek mengucapkan sugesti terapheutic secara langsung dengan mulut saya.

Saya pandu subjek untuk mendeteksi bagian tubuh yang kurang nyaman, lalu saya putar musik dan lagunya.

Megalophobia yang Menyia-nyiakan Pesona Dunia

Subjek saya ini adalah seorang perempuan, yang memimpin sebuah lembaga sosial terkenal di Jakarta. Ia mengalami Megalofobia, yaitu ketakutan akut terhadap benda-benda besar, serupa bangunan raksasa yang menjulang dan mencakar langit.

Gara-gara Megalofobia, hampir di setiap perjalanannya ke berbagai tempat penting, baik di Indonesia maupun dunia, tak bisa dinikmatinya. Seperti Menara Eiffel di Paris. Jangankan menatap, bahkan membayangkannya saja sudah membuatnya gemetar.

“Lengkung bagian bawahnya itu lho, Kang, betul-betul bikin rahang saya kaku, dan seluruh tubuh dari bahu ke kepala seperti kena setrum,” katanya.

Begitu juga beberapa area di Jakarta, seperti Menara Cyber, FX, ESQ, semua sangat membuatnya bergidik. Ketika ditunjukkan gambar via HP pada jarak 5 meter, ia berteriak sambil melakukangerak hindar secara refleks.

Secara teoretik, makin ekstrem rasa takut pada fenomena fobia, makin mudah menetralisirnya. Namun, ini rupanya tidak berlaku pada dia. Ketika awalnya rasa kurang nyaman ia rasakan di belikat, begitu netral, rasa kurang nyaman itu pindah ke rahang. Dari rahang lalu lari ke mata. Dari mata beranjak ke bahu, ke pipi, lalu balik lagi ke rahang. Saya terus membantu mengejar setiap bagian-bagian kurang nyaman tersebut, sampai ia berniat menyerah.

Lagu Terakhir yang Menyembuhkan

“Sudah lah, Kang. Saya capek. Nanti lagi aja dilanjut ya,” katanya.

“Oke, saya punya trik terakhir nih. Habis ini kita stop ya. Dan saya janji, yang berikut ini, pasti bikin terharu dan asyik dilakukan. Karena bentuknya lagu,” kata saya.

Dia penasaran.

Terakhir, bagian yang kurang nyaman akibat fobia ini balik lagi ke rahangnya yang kembali kaku dan keras. Kali ini saya minta ia menyentuh rahang tersebut dengan telapak tangannya, setulus mungkin. Lalu saya minta ia memejamkan matanya. Begitu matanya terpejam, saya putar lagunya,  dan saya minta agar ia menghayati serta mengikuti liriknya.

Lagu selesai. Saya minta ia membuka mata. Lalu saya tunjukkan kembali gambar menara Eiffel yang sebelumnya ditunjukkan di HP.

Tak ada reaksi takut dan kurang nyaman di tubuh.

Saya semakin mendekat, sambil meminta ia mendeteksi bagian tubuh mana lagi yang kurang nyaman. Ia tak bereaksi apapun, dan sudah merasa netral. Lalu saya meminta ia untuk menyentuh gambar tersebut, sambil mendeteksi, adakah rasa takut atau rasa kurang nyaman di tubuh.

“Wah, Kang, udah netral nih. Waaah, saya sembuh, Kang! Alhamdulillah. Woi temen-temen, saya sembuuuuh. Saya mau ke Eiffeeeeel,” katanya surprise.

“Kok ini lagu ajaib banget ya, Kang?” tambahnya.

Try this, it Works

Saya turut bahagia melihat kebahagiaannya. Walau cukup menguras energi saya, dan momen ini sedikit “menjatuhkan” reputasi saya karena kok tumben lama menetralisir fobianya, namun tetap saja, happy ending.

Yang paling membahagiakan lagi adalah, eksperimen kesekian dari lagu Songtherapy untuk Fobia dan Anxiety yang saya buat ini, semakin menunjukkan, bahwa efektivitasnya bekerja dengan sangat baik.

Bila Anda atau teman dan orang terdekat Anda memerlukannya, baik untuk menetralisir fobia ataupun anxiety, Anda beruntung. Lagu Songtherapy Fobia dan Anxiety ini, kini sudah bisa Anda miliki.  Silakan unduh langsung di sini: audioterapi.com.

Kalau Anda malah ingin memiliki keterampilan terapi seperti saya, jelas bisa. Silakan ikuti Sertifikasi Nasional dan Pelatihan Hipoterapi-nya. Saya bimbing sampai bisa! Kebetulan, sebentar lagi saya buka, dan saat ini sedang ada diskonnya. Klik aja. (***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *