Selama bertahun-tahun, ada banyak acara dan perayaan berbeda di seluruh dunia. Sebagian besar bertujuan menyambut pergantian musim—musim semi di belahan bumi utara. Pada abad ke-19, May Day mempunyai arti baru, seiring dengan berkembangnya Hari Buruh Internasional dari gerakan buruh abad ke-19 yang memperjuangkan hak-hak pekerja dan delapan jam kerja sehari di Amerika Serikat. May Day 2024 akan diperingati pada Kamis, 1 Mei ini. Inilah sejumlah fakta soal May Day yang perlu kamu tahu:
1. Bangsa Celtic di Kepulauan Inggris percaya bahwa 1 Mei adalah hari terpenting dalam setahun, saat festival Beltane dilangsungkan. Beltane adalah perayaan Hari Mei yang diperingati oleh orang-orang Gael, suku asli Irlandia Kuno. Hari raya ini jatuh tepat di antara ekuinoks—saat matahari melintasi ekuator—musim semi dan titik balik matahari musim panas. Secara historis, Beltane dirayakan di seluruh Irlandia, Skotlandia, dan Pulau Man. Dalam bahasa Irlandia, nama untuk festival ini adalah Lá Bealtaine.
Festival May Day ini diperkirakan membagi tahun menjadi dua, yakni “terang dan gelap”. Api menjadi salah satu simbol kembalinya kehidupan dan kesuburan dunia. Ketika bangsa Romawi mengambil alih Kepulauan Inggris, mereka membawa serta perayaan lima hari itu, yang dikenal sebagai Floralia, didedikasikan untuk pemujaan dewi bunga, Flora. Floralia berlangsung antara 20 April dan 2 Mei serta digabungkan dengan perayaan Beltane.
2. Tradisi populer lainnya di May Day adalah tarian mengelilingi tiang besar. Dulu, penduduk desa mencari tiang besar di hutan. Sembari membawa keranjang dan karangan bunga, mereka membuat perayaan mengelilingi tiang besar yang dibalut dengan pita warna-warni. Para sejarawan menyelisik bahwa tarian tiang besar pertama kali berasal dari bagian dari ritual kesuburan. Tiang besar melambangkan kesuburan laki-laki dan keranjang serta karangan bunga melambangkan kesuburan perempuan. Selama abad ke-19 dan ke-20, perayaan “Hari Keranjang Mei” dilangsungkan di seluruh negeri. Keranjang yang berisi bunga, permen, dan camilan lainnya itu digantung di pintu rumah teman, tetangga, dan orang-orang terkasih pada tanggal 1 Mei.
3. Apa hubungan May Day dengan seruan darurat internasional “Mayday, Mayday, Mayday”? Ternyata tidak ada. Kode itu ditemukan oleh Frederick Stanley Mockford pada 1923, seorang petugas radio Bandara Croydon di London, Inggris. Dia ditantang untuk menemukan kata yang mudah dipahami oleh pilot dan staf di darat jika terjadi keadaan darurat. Mockford pun menciptakan kata “mayday” karena terdengar seperti “m’aider”, versi singkat dari istilah Prancis untuk “datang dan bantu aku”.
4. Hubungan antara May Day dan hak-hak buruh dimulai di Amerika Serikat. Selama abad ke-19, yakni pada puncak Revolusi Industri, ribuan pria, wanita, dan anak-anak meninggal setiap tahun akibat kondisi kerja yang buruk dan jam kerja yang panjang.
Untuk mengakhiri kondisi yang tidak manusiawi ini, Federasi Serikat Buruh dan Perdagangan Terorganisir (FOTLU)—cikal bakal Federasi Buruh Amerika atau AFL—mengadakan konvensi di Chicago pada 1884. FOTLU menyatakan bahwa “delapan jam merupakan waktu bekerja yang sah, dari dan setelah 1 Mei 1886″.
Tahun berikutnya, Knights of Labour—saat itu organisasi buruh terbesar di Amerika—mendukung pernyataan tersebut karena kedua kelompok itu mendorong para pekerja untuk mogok dan berdemonstrasi.
Pada 1 Mei 1886, lebih dari 300.000 pekerja dari 13.000 perusahaan/pabrik keluar dari pekerjaan mereka. Pada hari-hari berikutnya, makin banyak pekerja yang bergabung dan jumlah pemogok bertambah hingga hampir 100.000.
BACA JUGA: Apa Itu Amicus Curiae
5. Secara keseluruhan, protes tersebut berlangsung damai. Tapi semuanya berubah pada tanggal 3 Mei 1886 ketika polisi dan pekerja Chicago terlibat bentrok di McCormick Reaper Works. Keesokan harinya, rapat umum direncanakan digelar di Haymarket Square untuk memprotes pembunuhan dan luka-luka beberapa pekerja akibat ulah polisi.
Di tengah aksi protes, sekelompok petugas lalu datang untuk membubarkan massa. Saat polisi bergerak maju, seseorang yang tidak pernah diidentifikasi melemparkan bom ke barisan mereka. Kekacauan pun terjadi. Setidaknya tujuh petugas polisi dan delapan warga sipil tewas akibat kekerasan hari itu.
Kerusuhan Haymarket, yang juga dikenal sebagai Haymarket Affair, memicu gelombang penindasan nasional. Pada Agustus 1886, delapan orang yang dicap sebagai anarkis dihukum dalam persidangan yang sensasional dan kontroversial karena tidak ada bukti kuat yang mengaitkan para terdakwa itu dengan pengeboman tersebut. Juri dianggap bias dan memiliki kaitan dengan bisnis besar.
Tujuh terpidana menerima hukuman mati, dan satu orang dijatuhi hukuman 15 tahun penjara. Empat pria tersebut akhirnya digantung, satu orang bunuh diri, dan tiga orang lainnya diampuni enam tahun kemudian.
Beberapa tahun setelah Kerusuhan Haymarket dan persidangan selanjutnya yang mengejutkan dunia, koalisi partai sosialis dan buruh yang baru dibentuk di Eropa menyerukan demonstrasi untuk menghormati “martir Haymarket”. Pada 1890, lebih dari 300.000 orang melakukan protes dalam rapat umum May Day di London.
Sejarah buruh 1 Mei pada akhirnya dianut oleh banyak pemerintahan di seluruh dunia, tidak hanya yang mempunyai pengaruh sosialis ataupun komunis.
6. Saat ini, May Day merupakan hari libur resmi di 66 negara dan secara tidak resmi dirayakan di banyak negara lainnya. Ironisnya, May Day jarang diakui di negara asalnya, Amerika Serikat.
Setelah peristiwa Pullman Strike—dua pemogokan yang saling terkait pada 1894, yang membentuk kebijakan perburuhan nasional di Amerika Serikat selama periode depresi ekonomi yang parah—Presiden Grover Cleveland secara resmi memindahkan perayaan Hari Buruh di AS ke hari Senin pertama bulan September, dengan sengaja memutuskan hubungan dengan perayaan pekerja internasional karena khawatir hal tersebut akan membangun dukungan terhadap komunisme dan gerakan radikal lainnya.
Presiden Amerika Serikat ke-34 Dwight D. Eisenhower mencoba menciptakan kembali May Day pada 1958, yang makin menjauhkan ingatan akan Kerusuhan Haymarket, dengan mendeklarasikan tanggal 1 Mei sebagai “Hari Hukum”, yang merayakan kedudukan hukum dalam pembentukan Amerika Serikat.
(S. Maduprojo, diolah dari berbagai sumber)