10 November 2024
Flexing, Oh, Flexing

Ilustrasi: Freepik.com

Reihana bak ”ATM berjalan”. Tengok saja outfit alias perlengkapan yang dikenakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung itu.

Tas merek Hermes yang, second-nya saja, ditaksir seharga Rp 200 jutaan; baju merek Louis Vuitton; belum lagi perhiasan yang dipakai, yang diyakini bernilai puluhan juta rupiah. Itu baru yang kelihatan, lo…

Lain lagi dengan Mario Dandy, yang kisah penganiayaannya terhadap David Latumahina menjadi berita hangat beberapa waktu lalu. Sebelumnya, Dandy, anak Rafael Alun Trisambodo, seorang pejabat di Ditjen Pajak, kerap bergaya flexing dengan memamerkan sepeda motor Harley-Davidson dan kendaraan jip Rubicon. Begitu juga dengan sang ibu Dandy.

Sejumlah istri pejabat negara dari beberapa lembaga atau kementerian juga menjadi sorotan karena dianggap melakukan flexing. Sebut saja istri Kasubag Administrasi Kendaraan Biro Umum Kementerian Sekretariat Negara, Esha Rahmansah Abrar; istri Kepala BPN Jakarta Timur, Sudarman Harjasaputra; istri Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Brigjen Endar Priantoro; serta istri Kepala Bareskrim Polri, Komjen Agus Andrianto.

Sejumlah selebritas, pengusaha, influencer (pemengaruh), ataupun para “sultan” baru juga tak sungkan memamerkan kemewahan yang mereka miliki di sejumlah akun media sosial.

Deretan aksi pamer-pamer seperti disebutkan di atas hanyalah contoh kecil dari fenomena flexing yang dilakukan banyak orang. Kata flexing pun tiba-tiba mencuat. Flexing yang dimaksudkan adalah perilaku seseorang yang gemar memamerkan atau menunjukkan kekayaan atau kemewahan yang dimilikinya, salah satunya, lewat media sosial yang diikutinya. Flexing biasanya kerap dilakukan dengan mengunggah foto atau video mobil mewah, jam tangan mahal, perhiasan, outfit mentereng, jalan-jalan ke luar negeri, serta aktivitas wah lainnya. Banyak tujuan dari tindakan flexing ini, tapi biasanya hal ini dilakukan untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa dirinya memiliki kemampuan finansial yang tinggi atau kehidupan glamor.

Terlepas dari pro-kontra tindakan flexing ini, dari mana asal-muasal perilaku ini?

Dari Kegemaran Pamer Otot

Istilah flexing berasal dari kata Latin “flectere”, yang diturunkan menjadi kata “flex”. Bentuk kata kerjanya flex; flexes untuk past tense; flexed untuk past participle; flexing untuk present participle; serta bentuk kata sifatnya flexed. Flex berarti “menekuk”, seperti yang ditunjukkan oleh kata “fleksibel” (mampu menekuk).

Ekspresi slang flex—flexing—disebut berasal dari perilaku binaragawan yang melenturkan otot mereka untuk menunjukkan kekuatan. Seorang binaragawan akan melenturkan/memainkan otot mereka untuk menonjolkan bagian-bagian tubuh yang berotot; kuat; menonjol. Istilah ini lantas berkembang di era 1990-an, terutama dalam bahasa gaul warga Afro-Amerika, untuk menyiratkan seseorang yang cenderung bersikap “sombong dan tidak tulus”. Menurut situs web Etymonline, istilah flex yang merujuk pada arti “menekuk”—biasanya otot—sudah diperkenalkan sejak 1520-an.

Baca Juga: 10 Sampul Majalah Kontroversial Sepanjang Masa



Pada 1992, penyanyi hip-hop/rap Ice Cube, lewat lagunya “It Was A Good Day” dalam album The Predator, mempopulerkan istilah flexing dalam bagian lirik lagu tersebut—“…Saw the police and they rolled right past me/No flexin’, didn’t even look in a n*gga’s direction as I ran the intersection….”

Selanjutnya, kata flex atau flexing kembali populer pada 2014 oleh kelompok duo musik hip-hop asal Amerika Serikat, Rae Sremmurd, dalam hit mereka No Flex Zone. Istilah flex muncul di bagian awal lagu tersebut. “No flex zone, no flex zone/They know better, they know better/No flex zone, no flex zone/They know better, they know better…” Istilah ini diartikan sebagai zona orang-orang yang santai, bersikap natural seperti dirinya sendiri, serta tidak pamer atau pura-pura menjadi pribadi yang berbeda.

Pada 2018, meme “Weird flex but ok” dipopulerkan dan digunakan sebagai reaksi terhadap bualan orang secara acak di Internet. Urban Dictionary memasukkan definisi tentang flex sejak 2003.

Belakangan, istilah flexing didefinisikan sebagai orang yang suka pamer kekayaan, bahkan berbohong mengaku kaya padahal bukan barang miliknya demi diterima dalam pergaulan. 

(S. Maduprojo; Diolah dari berbagai sumber)

 
 



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *