Sepertinya tak ada yang aneh dengan kata cerpenis. Ia tampak “sejajar” dengan kata kartunis (pembuat kartun), vokalis (penyanyi/tunggal), ataupun jurnalis (pembawa/pembuat berita). Tapi, benerrrrr, nih, enggak ada yang aneh?
Cartoonist, Vocalist, dan Journalist
Untuk mengupas kejanggalan kata cerpenis, mari kita bedah asal-usul kata kartunis, vokalis, atau jurnalis. Kartunis berasal dari kata cartoonist dalam bahasa Inggris yang berarti “seorang seniman yang menggambar kartun”. Lalu kata jurnalis berasal dari kata journalist dalam bahasa Inggris yang bermakna “seseorang yang menulis untuk surat kabar, majalah, atau situs berita atau menyiapkan berita untuk disiarkan”. Kemudian, vokalis berasal dari kata vocalist dalam bahasa Inggris yang berarti “seorang penyanyi”.
Kata Dasar + Akhiran -Ist
Cartoonist, vocalist, dan journalist masing-masing merupakan bentukan kata dasar cartoon, vocal, dan journal plus akhiran –ist. Akhiran atau sufiks –ist dalam bahasa Inggris berarti (1.) seseorang yang melakukan, membuat, atau mempraktikkan (hal yang ditentukan): kata-kata yang dibentuk demikian sesuai dengan kata kerja yang diakhiri dengan –ize atau kata benda yang diakhiri dengan –ism; (2.) seseorang yang ahli dalam atau menekuni; (3.) seorang penganut atau penganut; dan (4.) seseorang yang memiliki atau menunjukkan prasangka yang terkait dengan.
Tak Ada Akhiran –Is dalam Bahasa Indonesia
Nah, di sini janggalnya. Dalam bahasa Indonesia tidak dikenal akhiran –is, yang merupakan padanan akhiran –ist dalam bahasa Inggris. Bahasa Indonesia sejauh ini mengenal akhiran -an, -nya, -kan, dan -i. Lalu, dari mana tiba-tiba ada kata “cerpenis”?
Saya belum menemukan artikel atau dokumentasi siapa pertama kali yang mempopulerkan kata cerpenis, yang dilihat dari bentukan dan maknanya (saya tengarai) menggabungkan begitu saja kata cerpen (cerita pendek) dalam bahasa Indonesia dan akhiran –is (-ist) dalam bahasa Inggris. Enak juga didengarnya. Maka, jadilah cerpenis.
Baca Juga: Menciptakan Efek Estetik pada Kata
Ada Awalan Pe-
Dalam afiksasi—pengimbuhan kata dasar dengan prefiks (awalan), infiks (sisipan), konfiks (imbuhan yang dipasang di bagian awal sebuah kata dasar dan bagian akhir kata tersebut), dan sufiks (akhiran)—bahasa Indonesia, ada prefiks pe- yang fungsinya mirip dengan akhiran –ist dalam bahasa Inggris. Prefiks pe- di awal kalimat bisa berubah bentuk menjadi per-, peny-. atau pel-, menyesuaikan dengan bentuk kata dasarnya. Penggunaan awalan “pe-” ini bisa bermakna profesi, tindakan, sifat, alat, sebab, satuan hitung, dan kata kerja. Jadi, kata cerpenis sebenarnya bisa berbentuk pencerpen, yang artinya seorang pegiat cerpen, alih-alih menggabungkan saja bentukan cerpen dengan akhiran –is yang berasal dari bahasa Inggris.
Pemuisi?
Nah, kalau begitu, apakah bisa juga terjadi bentukan kata pemuisi (pembaca/pencipta puisi), pesajak (pembaca/pembuat sajak), ataupun pemrosa (pembaca/pembuat prosa)? Coba sajalah…
(S. Maduprojo)