#1
Malam ini kusinggahi hujan yang asing. Tak ada apa-apa kecuali sepasang sayap patah dan sajak cinta di ujung lidah.
#2
Hujan jatuh seharian. Di tangan sepi malam hanya semacam kecemasan yang berjalan dari rindu ke rindu.
#3
Pagi adalah cinta yang tak pura-pura. Padanya segala indah diciptakan. Kuning mentari, senyum ibu dan pesan pendek tentang rindu.
#4
Sebelum hujan reda, sebelum kabut berhenti memuisikan rindu. Setidaknya, biarkan bunga-bunga mekar di dadaku.
#5
Aku harus mengenangmu untuk menuliskan puisi rindu. Tetapi aku akan terluka untuk jatuh dalam cinta.
#6
Kupotong senja untukmu, sebelum indahnya dihanyutkan waktu, dan rintik hujan mengaburkan bayangmu.
#7
Sebelum hujan reda. Sebelum kabut berhenti memuisikan rindu. Setidaknya biarkan bunga-bunga mekar di dadaku.
#8
Derit pintu, langkah menjauh, kering cuaca dan percakapan yang belum selesai; masihkah cermin menyimpan kita?
#9
Ada rindu yang tabah saat kesedihan mengetuk, dan pintu membiarkannya masuk. Puisi, menjadi kehilangan yang begitu nyeri.
#10
Ia ombak laut, aku larut. Tapi tak kutemukan apa-apa selain rangkaian kesedihan dari senja ke senja.
Inggrid DS
Penyuka merah, hitam dan sepi yang seringnya tak tahu diri. Pernah tergabung dalam buku antologi puisi Puisi Merajut Cinta di Negeri Dongeng dan Antologi Puisi Sejuta Alunan Cinta.