Padahal, bagi yang cermat berbahasa, kalimat-kalimat tersebut bisa dibuat lebih pendek dan menjadi lebih efektif. Ada beberapa kata yang bisa dihilangkan agar lebih ringkas, atau malah diubah susunannya agar maknanya menjadi benar. Inilah sejumlah trik untuk mengatasinya.
1. MERINGKAS VERBA/PREDIKAT. Contoh: “Pemerintah melakukan pelonggaran kebijakan dengan membiarkan masyarakat tidak memakai masker.”
-Kalimat tersebut bisa lebih dihemat lagi dengan mengubahnya menjadi: “Pemerintah melonggarkan kebijakan dengan membiarkan masyarakat tidak memakai masker.”
Bentukan kalimat seperti ini berlaku untuk verba/predikat yang terutama diawali dengan kata “melakukan”. Seperti “melakukan verifikasi—memferivikasi”, “melakukan penjelasan—menjelaskan”, “melakukan penghitungan—menghitung”, dll.
2. HINDARI PENGULANGAN SUBYEK. Contoh: “Lantaran dia marah, dia pergi begitu saja.”
– Kata “dia” dalam awal kalimat tersebut bisa dihilangkan tanpa mengubah makna, menjadi, “Lantaran marah, dia pergi begitu saja.”
3. MENGHINDARI SINONIM. Contoh: “Perjuangan Ginting mendapat medali emas sangat sulit sekali.”
– Kalimat tersebut bisa diubah menjadi “Perjuangan Ginting mendapat medali emas sangat sulit” agar tidak terkesan lewah alias berlebihan. Atau “Perjuangan Ginting mendapat medali emas sulit sekali”. Contoh lain kata sinonim yang sering dipakai bersamaan adalah “agar supaya”.
Baca Juga: Kota Kutai Kartanegara, Bukan Kutai Kertanegara
4. MERANGKUM KALIMAT PANJANG. “Pemerintah memberikan bantuan kepada warga berupa beras dan minyak goreng. Selain itu, ada sembako dan uang tunai. Juga ada bantuan kesehatan.”
-Kalimat tersebut seperti melelahkan, ya? Padahal, bisa kita rangkum seperti ini, “Pemerintah membantu warga berupa beras, minyak goreng, sembako, uang tunai, dan bantuan kesehatan.”
Nah, masih banyak contoh penghematan kalimat yang nanti kita bicarakan lagi pada artikel selanjutnya. Sampai di sini dulu, ya… (S. Maduprojo)
siippp