Salah satu buktinya adalah kata-kata serupa yang ditemukan dalam bahasa yang terlihat sangat berbeda. Terlepas dari benar-tidaknya teori ini, dapatkah kata-kata berkembang cukup drastis sehingga terlihat sangat berbeda dari asalnya?
Evolusi Kata ”Tik”
Jika ada satu kata yang terdengar sama dalam bahasa yang berbeda, apakah hal itu menunjukkan bahwa bahasa tersebut mengacu pada asal yang sama? Misalnya, bisakah kata tik menjadi asal kata yang terlihat sangat berbeda saat ini? Sejumlah ahli bahasa, yang mempelajari sekelompok bahasa penduduk asli Amerika, mempelajari masalah ini. Para pakar bahasa itu merekonstruksi banyak kata menjadi protoform—bentuk hipotesis dari sebuah kata, direkonstruksi dari kata turunan—mereka. Para ahli bahasa ini disebut Algonquianists, yang berfokus menemukan asal-usul bahasa.
Mereka, misalnya, merekonstruksi kata ”satu (one)” dan ”jari (finger)”. Mereka menyimpulkan bahwa kata-kata itu berasal dari akar kata ”tik”. Dasarnya adalah orang-orang menghitung satu menggunakan jari. Gagasan pendukung lainnya adalah beberapa bahasa masih menggunakan kata-kata yang mirip. Misalnya, dalam bahasa Dinka—bahasa Sudan—kata untuk ”satu” adalah “tok”. Dalam bahasa Turki, kata untuk mengartikan ”hanya” atau ”satu” adalah ”tek”.
Dalam bahasa Inggris Kuno, kata ”tahe” digunakan untuk menyebut jari kaki, yang mirip dengan “toe”. Dalam bahasa Jepang, kata “te” berarti tangan, yang juga berhubungan dengan jari. Dalam bahasa Eskimo, kata untuk menyebut jari telunjuk adalah ”tik”. Contohnya sangat banyak, dan semuanya memunculkan satu pertanyaan: apakah semuanya mengacu pada kata asal yang sama?
Bahasa Tertulis dan Lisan
Bahasa diduga sudah ada sekitar 150 ribu tahun silam. Namun semua bukti linguistik berasal dari sekitar 6.000 tahun yang lampau, ketika tradisi penulisan dimulai. Karena itu, sejarah utama bahasa ditemukan lewat dugaan/tebakan serta bukti tertulis yang jauh lebih baru dibanding era yang dipelajari para ahli bahasa.
Mamalia-Purba dan Bahasa-Purba
Sejumlah ahli bahasa menggunakan evolusi biologis untuk menjelaskan evolusi linguistik. Mereka berpendapat bahwa, meskipun sebagian besar ilmuwan setuju tentang keberadaan mamalia-purba yang kemudian berevolusi menjadi kelelawar, kucing, dan manusia, tidak ada fosil mamalia-purba yang ditemukan. Bahkan tidak perlu menemukan tulang mamalia-purba dan semua makhluk lainnya sebelum kucing dan kelelawar berevolusi menjadi spesies yang benar-benar terpisah.
Mengkategorikan beberapa spesies dalam keluarga mamalia tidak memerlukan fosil dari setiap langkah evolusi. Jadi, kenapa tidak dengan bahasa? Jika mamalia pertama dapat direkonstruksi, mengapa bahasa pertama tidak?
Baca Juga: Evolusi Siaran Televisi
Apakah Asal Bahasa Jepang dan Inggris Sama?
Jika argumen mamalia-purba diterapkan, maka bahasa Jepang dan Inggris harus memiliki asal linguistik yang sama. Ada contoh pendukung, seperti “mō” yang berarti “more” (lebih), “sō” yang berarti “so” (jadi), “nai” yang berarti “not” (tidak), atau “mono” yang bermakna satu kesatuan. Hal itu bisa berlaku untuk banyak pasangan bahasa. Contoh lainnya adalah bahasa Thailand “fii” berarti “fire” (api), “taii” yang berarti “tire” (ban), dan “rhim” yang berarti “rim” (pelek).
Secara statistik, wajar jika terjadi kebetulan seperti itu di antara 6.000 bahasa di dunia. Apakah ini berarti tidak ada kemiripan sistematis di antara bahasa yang berbeda?
Batasan Global
Ada batasan yang tidak boleh dilanggar oleh bahasa: tidak ada bahasa yang memiliki 16 konsonan sekaligus atau tujuh vokal yang saling mengikuti. Batasan global lainnya adalah penggunaan klik (click)—bunyi ujaran yang muncul sebagai konsonan dalam banyak bahasa di Afrika Selatan dan tiga bahasa di Afrika Timur; Contoh yang mudah ditemui bagi penutur bahasa Inggris adalah “tut-tut” (ejaan bahasa Inggris) atau “tsk! tsk!” (ejaan Amerika) yang digunakan untuk menyatakan ketidaksetujuan atau rasa kasihan—dalam bahasa, meskipun klik dapat menambah variasi bunyi bahasa. Ini merupakan argumen lain yang digunakan pendukung teori Proto-Dunia (Proto-World) untuk membuktikan asal tunggal semua bahasa.
Masalahnya, kesamaan, evolusi kata “tik”, batasan linguistik global, dan argumentasi tidak cukup untuk membuktikan adanya pola yang sama di antara semua bahasa. Tanpa cukup bukti atau pola universal, membuktikan asal-usul bahasa yang berasal dari akar yang sama menjadi semakin sulit.
FAKTA SEPUTAR ASAL-USUL BAHASA
#Dari mana bahasa berasal?
Bahasa (language) diduga sudah ada sekitar 150 ribu tahun silam untuk memenuhi kebutuhan komunikasi manusia. Asal-usul bahasa sedang diperdebatkan karena bukti bahasa sebelum tradisi penulisan hampir tidak mungkin ditemukan.
#Dari Mana Asal-usul Semua Bahasa?
Sebuah teori berpendapat bahwa asal-usul semua bahasa adalah sama. Tapi ia secara perlahan berevolusi dan membuat entitas yang sama sekali berbeda, seperti halnya hewan. Namun mencari akar yang sama untuk semua bahasa membutuhkan lebih banyak bukti.
#Apa Bahasa Pertama di Bumi?
Bahasa pertama di bumi mungkin merupakan asal dari semua bahasa atau bahasa yang sudah punah, yang hanya menjadi “ayah” dari beberapa bahasa saat ini. Karena bahasa berusia 150 ribu tahun dan penulisan hanya 6.000 tahun, tidak ada bukti bahasa tertulis sebelumnya yang dapat menjawab pertanyaan ini.
#Bagaimana Bahasa Diciptakan?
Bahasa tercipta mungkin merupakan kebutuhan untuk berkomunikasi. Mungkin kata-kata awal hanya berupa “lolongan” dan “teriakan”, tapi akhirnya berkembang menjadi cara berkomunikasi yang sistematis bagi manusia.
(Artikel ini ditulis ulang oleh S. Maduprojo dari naskah asli “Origin of Language: When Did It Start and How Did It Evolve?; From The Lecture Series: Story of Human Language” oleh John McWhorter, Universitas Columbia; dimuat di www.wondriumdaily.com)