24 November 2024
Mengejar Ketertinggalan, Mengentaskan Kemiskinan, Ah, yang Bener…

Ilustrasi: Freepik

Pernah menemui frasa “mengejar ketertinggalan” dan “mengentaskan kemiskinan? Atau, jangan-jangan kalian sering memakai kelompok frasa seperti itu?

Lalu, adakah yang merasa janggal dengan pemakaian frasa-frasa tersebut? Yuk, kita coba kupas dan bermain-main dengan logika untuk pemakaian frasa-frasa itu.

# Mengejar ketertinggalan.

Apa yang janggal dengan frasa ini? Kita tengok KBBI, untuk mencari tahu makna mengejar:

v menyusul dengan berlari; memburu: ia berusaha ~ dan menangkap saya
v ki berusaha keras hendak mencapai (mendapatkan dan sebagainya); menginginkan dengan sungguh-sungguh: ~ pangkat; ~ ilmu

Nah, mulai tampak kan yang janggal pada frasa ini; masak ketertinggalan—keadaan tertinggal—mau kita buru, kita gapai, kita kejar? Yang ada, misalnya, mengejar prestasi. Jadi, biar logikanya nyambung, frasa mengejar ketertinggalan bisa diganti dengan “mengatasi/membenahi ketertinggalan”.

Baca Juga: Ada Tolok Ukur, Ada Tolak Ukur; Ada Lesung Pipi, Ada Lesung Pipit; dan Kenapa Itu Bisa Terjadi


# Mengentaskan kemiskinan.

Apa yang janggal? Kita tengok KBBI, untuk mencari tahu makna mengentas (1) dan mengentaskan (2):

(1)
v mengangkat dari suatu tempat ke tempat lain: ~ sayuran yang sedang direbus
v mengeluarkan dari lingkungan cairan
v ki menyadarkan; memperbaiki nasib: pemerintah berupaya ~ mereka yang terjerumus ke lembah kenistaan

(2)
v mengentas untuk orang lain
v ki memperbaiki (menjadikan, mengangkat) nasib atau keadaan yang kurang baik kepada yang (lebih) baik: para menteri diminta untuk ~ petani kecil melalui program transmigrasi

Nah, terlihat kan bagian mana yang janggal? Masak kemiskinan mau dientaskan—sesuatu yang baik atau yang berguna yang biasanya diambil, diangkat, atau digunakan? Biar logikanya nyambung, frasa itu bisa diubah menjadi “mengentaskan masyarakat dari kemiskinan”, atau “mengatasi/menangani kemiskinan”.

Contoh pemakaian “gagal logika” yang lain adalah pada frasa “membersihkan sampah/kotoran”. Memang benar, dalam KBBI ada makna “melenyapkan” untuk kata membersihkan. Tapi frasa ini jelas ambigu. Sampah bukan barang yang harus dibersihkan—dibuat menjadi bersih—melainkan mesti disingkirkan. Jadi, kenapa tidak dipilih saja frasa “menyingkirkan sampah/kotoran”?

Eh, kalau “mengejar matahari” itu gimana? Kalau ini, mungkin Ari Lasso lebih tahu…

(S. Maduprojo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *