Makam Fatimah Maimun (Foto: Y. Martinus)

Foto ini dibuang sayang.

Redaksi CK hanya memuatnya dengan file berukuran kecil dalam artikel liputan khusus Story Minggu Ini pada 7-10 Juli 2023 tentang “MENYUSURI DIMENSI ABAD KE-13-18”, yakni perjalanan CK menelusuri bangunan-bangunan peninggalan Islam bersejarah sepanjang pesisir Pantura (Baca artikel: Story Minggu Ini BAGIAN KETIGA: MASJID DAN MAKAM TERTUA DI PULAU JAWA). Kami menyempatkan diri mengunjungi makam ini dalam akhir-akhir perjalanan kami di Kota Gresik, Jawa Timur. Ini merupakan salah satu bukti awal masuknya Islam ke Jawa Timur. Kompleks makam yang berlokasi di Desa Leran, Manyar—tak jauh dari Masjid Syekh Maulana Malik Ibrahim—ini ditemukan pada 1911 dalam kondisi rusak parah. Pada 1920, penulis Belanda yang juga pegawai pabrik gula Krembung, Sidoarjo, Jean Pierre Moquette, serta peneliti Prancis, Paul Ravaisse, merenovasi makam ini hingga bentuknya seperti sekarang. Namun ada perbedaan membaca angka tahun di antara keduanya karena hurufnya tak jelas. Moquette berkesimpulan makam ini bertarikh 495 H atau 1102 M. Tapi Paul Ravaisse membacanya tahun 475 H atau 1082 M, alias ada selisih sekitar 20 tahun. Kesimpulan Ravaisse banyak dianut sejarawan Indonesia karena menunjukkan waktu yang lebih tua. Makam Siti Fatimah terletak di dalam sebuah cungkup persegi dengan luas sekitar 4 x 6 meter dan tinggi 16 meter. Cungkup tersebut berbahan batu kapur yang diambil dari Gunung Suci, Manyar. Di dalamnya terdapat beberapa makam yang mendampinginya, yang dipercaya sebagai pendamping (dayang-dayang) Siti Fatimah.

(S. Maduprojo)

By redaksi

Catatankaki merupakan situs online yang dengan renyah mengulas segala hal terkait kata, budaya, filsafat, komunikasi, dan isu-isu humaniora populer lainnya. Dengan mengusung tagline "Narasi Penuh Nutrisi", Catatankaki mengemas semuanya secara ringan tapi mendalam; lugas tapi bernas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *