27 July 2024

Sampul buku The Prophet, Wikipedia.org

Pada 23 September 100 tahun lalu, tepatnya 23 September 1923, Kahlil Gibran melahirkan The Prophet, buku mistisisme populer berisi 26 puisi-prosa romantis yang berpusat pada seorang nabi yang berbagi kebijaksanaan tentang keluarga, pekerjaan, kematian, cinta, dan kebebasan.

Gibran menceritakan bahwa Sang Nabi, yang hendak menaiki kapal dan membawanya pulang setelah 12 tahun di kota asing, dihentikan oleh sekelompok penduduk kota, yang memintanya berbicara kepada mereka tentang misteri kehidupan. Sang Nabi pun melakukannya, membahas cinta, pernikahan, kecantikan, akal dan gairah, serta kematian, di antara topik-topik lainnya.

Awalnya, pada tahun pertama diterbitkan, The Prophet terjual sekitar 1.200 eksemplar dari 2.000 cetakan pertama. Setelah itu, permintaan untuk The Prophet berlipat ganda pada tahun berikutnya, dan terus berlipat ganda pada tahun berikutnya. Buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis oleh Madeline Mason-Manheim pada 1926.

Buku Terlaris Sepanjang Masa

Pada saat kematian Gibran pada 1931, The Prophet juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Penjualan tahunan buku ini mencapai 12.000 eksemplar pada 1935; 111.000 eksemplar pada 1961; dan 240.000 eksemplar pada 1965. The Prophet mencapai penjualan 1 juta eksemplar pada 1957. Pada satu titik, The Prophet berhasil terjual lebih dari 5.000 eksemplar dalam waktu satu minggu saja di seluruh dunia! Pada 2012, buku ini telah terjual lebih dari 9 juta kopi dalam edisi Amerika saja. Sang Nabi—begitu The Prophet diterjemahkan dalam bahasa Indonesiadiprediksi telah terjual lebih dari 10 juta eksemplar dan diterjemahkan ke lebih dari 100 bahasa. Ini merupakan salah buku yang paling banyak diterjemahkan dan terlaris sepanjang sejarah. Meski sejumlah kritikus menganggap puisi Gibran biasa-biasa saja, The Prophet begitu dikultuskan di kalangan pemuda Amerika selama beberapa generasi.

William Blake Abad ke-20

Gibran lahir di Libanon—saat itu merupakan bagian dari Suriah—pada 1883 dan beremigrasi ke Boston, Amerika Serikat, saat masih kecil. Ia pertama kali mempublikasikan karyanya di surat kabar berbahasa Arab pada 1904. Pada tahun yang sama, ia mulai memperkenalkan karya-karya visualnya, yakni ilustrasi. Saat belajar seni di Paris, ia bertemu dengan Auguste Rodin, yang dikabarkan menyebut Gibran sebagai “William Blake abad kedua puluh”. Rodin alias François-Auguste-René Rodin adalah pematung ternama Prancis dan pematung utama dalam era modern. Karya Rodin yang disebut-sebut sebagai patung “abadi” adalah The Thinker atau Le Penseur serta The Kiss alias Le Baiser.


BACA JUGA: May Ziadah: Ironi Cinta Sang Pujangga


Gibran produktif membuat karya-karya seni dan menerbitkannya dalam bahasa Arab sebelum merilis The Madman, kumpulan puisi pertamanya dalam bahasa Inggris, pada 1918, disusul The Prophet.

Kesuksesan Sang Nabi membuat Gibran, yang bernama Arab Jubrān Khalīl Jubrān, menjadi salah satu penulis terlaris sepanjang masa—hanya berada di peringkat kedua setelah pujangga Inggris William Shakespeare dan Lao-tzu, ahli filsafat terpopuler Cina dan pendiri Taoisme. Juan Cole, penerjemah Gibran dan sejarawan Timur Tengah, menyebutkan popularitas Sang Nabi pada akhir 1950-an dan 1960-an sebagai bagian dari pergeseran budaya. “Banyak orang yang berpaling dari pendirian gereja ke Gibran,” ujarnya. “Dia menawarkan spiritualisme universal yang bebas dogma dibanding agama ortodoks, dan visinya tentang spiritual tidak bersifat moralistik. Bahkan dia mengimbau masyarakat untuk tidak menghakimi.”

Diiklankan Cuma Sekali

Kesuksesan prosa Gibran yang humanis dan mudah diakses merupakan kejutan, bahkan bagi penerbitnya, Alfred A. Knopf, yang ditemui Gibran saat pindah ke New York City pada 1911. Knopf pernah mengungkapkan tentang jumlah pembaca The Prophet: “Ini pasti sebuah aliran sesat. Tapi saya belum pernah bertemu satu pun anggotanya. Saya belum pernah bertemu dengan lima orang yang pernah membaca (karya) Gibran.” Knopf pun mengiklankan buku itu hanya sekali!

Semasa hidupnya, Gibran telah menerbitkan sembilan buku dalam bahasa Arab dan delapan buku dalam bahasa Inggris. Karya utama Gibran dalam bahasa Arab di antaranya ʿArāʾis al-Murūj (1910, Nymphs of the Valley); Damʿah wa Ibtisāmah (1914, Air Mata dan Senyuman); Al-Arwāḥ al-Mutamarridah (1920, Roh Pemberontak); Al-Ajniḥah al-Mutakassirah (1922, Sayap Patah); Al-ʿAwāṣif (1923, Badai); dan Al-Mawākib (1923, The Procession). Sedangkan karya utamanya dalam bahasa Inggris adalah The Madman (1918), The Forerunner (1920), The Prophet (1923), Sand and Foam (1926), serta Jesus, the Son of Man (1928). The Prophet adalah karyanya yang paling terkenal. Gibran meninggal karena penyakit hati pada 1931 pada usia 48 tahun.

(S. Maduprojo, bahan rujukan History.com, Britannica.com, dan sumber lainnya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *