14 October 2024
Dari Patata sampai Kentang Mustofa (2)

Foto: Tasteatlas.com

Tahukah kamu?

– Pada Oktober 1995, kentang menjadi sayuran pertama yang ditanam di luar angkasa. NASA dan Universitas Wisconsin, Madison, menciptakan teknologi ini dengan tujuan memberi makan para astronot dalam perjalanan luar angkasa yang panjang.

– Pada 1974, warga Inggris bernama Eric Jenkins memanen kentang terbesar di dunia seberat 370 pon!

– Ada dua Hari Kentang Nasional, yakni pada 19 Agustus dan 27 Oktober.

“Potatohead” adalah salah satu mainan pertama yang diiklankan di televisi pada 1952.

– Kentang mudah ditanam. Tidak seperti tanaman lainnya, tanaman ini tidak memerlukan pupuk atau bahan tambahan kimia dalam jumlah besar dan menggunakan lebih sedikit air dibanding tanaman lainnya. Kentang ditanam sebagai tanaman tahunan. Tergantung iklim, kentang ditanam dan dipanen pada waktu yang berbeda sepanjang tahun. Bagian yang disebut “kentang” tumbuh di bawah tanah. Kentang tumbuh pada batang bawah tanah khusus yang disebut stolon. Jadi, meskipun tumbuh di bawah tanah, kentang adalah batang, bukan akar, dan dikenal sebagai “umbi”. Bunga kentang memberi sinyal bahwa tanaman tersebut mulai menghasilkan umbi di bawah tanah. Bunga pada tanaman kentang mekar menjelang akhir musim tanamnya. Tanaman kentang tumbuh hampir sepanjang 60 sentimeter atau 24 inci. Mereka tumbuh di ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut. Tanaman mekar dalam berbagai warna bunga, seperti putih, biru, ungu, merah, dan merah muda. Warnanya berkorelasi dengan jenis kentang yang ditanam. Bunga berwarna merah berarti kentang merah.

BACA BAGIAN 1: Cerita tentang Kentang (1)


– Setidaknya terdapat 50 lebih jenis kentang yang terkenal dunia. Di Italia, misalnya, ada Patata di Zapponeta, Patata Novella di Galatina, Patata dell’Alto Viterbese, Patata Rossa di Colfiorito, Patata Turchesa; di Irlandia ada Comber Potatoes; di Prancis ada Pommes de terre de Merville, Béa du Roussillon, Le Bonnotte; di Amerika Selatan ada Mona Lisa; di Wales ada Pembrokeshire; di Belanda ada De Meerlander; di Jerman da Lüneburger Heidekartoffeln; di Denmark ada Samsø, Lammefjordskartofler; di Belgia ada Plate de Florenville; di Austria ada Lungauer Eachtling; di Portugal ada The Trás os-Montes; di Spanyol ada Patates de Prades; di Rusia ada Russian Banana Fingerling; di Kolombia ada Papa sabanera; di Finlandia ada Lapin Puikula; di Bosnia-Herzegovina ada Nevesinjski krumpir; di Argentina ada Papas andinas; dan di Peru terdapat jenis kentang Papa púrpura. Di Indonesia, setidaknya ada enam jenis kentang yang terdapat di pasaran, yakni kentang tes, lokal, putih, kuning, mini, dan mentega. Tak hanya namanya yang berbeda, kentang-kentang di belahan dunia itu juga mempunyai bentuk dan warna-warni yang unik. Patata Rossa di Colfiorito di Italia, misalnya, kulitnya berwarna merah. Mirip dengan jenis Plate de Florenville di Belgia. Sedangkan Patata Turchesa, kulitnya berwarna ungu kehitaman. Papa sabanera di Kolombia warnanya lebih unik lagi, warna loreng merah apel dan cokelat kentang pada umumnya. Dari sisi bentuk, Russian Banana Fingerling berbentuk mirip pisang atau terong. Bamberger Hörnla di Jerman malah lebih mirip umbi jalar dibanding kentang.

– Pernah mendengar seorang penjaja warteg meminta lauk “kentang mustofa”? Melihat namanya, sekilas banyak orang mengira jenis masakan kentang ini berasal dari Afrika atau Timur Tengah. Jangan salah. Kisah pemberian nama kentang mustofa ini ternyata bermula dari kisah salah seorang koki di Istana Kepresidenan di Cipanas bernama Opo Mustofa. Dari kentang-kentang sisa menu utama, ia menyerut atau memotong kecil-kecil kentang tersebut seukuran korek api, lalu digoreng dan diberi bumbu balado serta cabai untuk makan Presiden Soekarno. Ternyata, menu ini disukai Sang Presiden. Kabarnya, suatu waktu, kentang olahan koki Mustofa itu tidak tersaji di meja makan Istana. Merasa ada hal yang kurang, Presiden lantas bertanya kepada pramusaji, “Kentang Mustofa, mana?” Sejak itulah nama tersebut populer dari mulut ke mulut.

(S. Maduprojo, rujukan: potatogoodness.com, tasteatlas.com, smithsonianmag.com, dan bahan lainnya)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *