Malam untuk melawan Nian. Kenapa sejumlah pemerintahan Cina “alergi” pada tahun baru Imlek hingga membuat semacam ada dua perayaan tahun baru di sana?
Tahun baru Cina alias Imlek, atau dalam bahasa Cina disebut Chuxi (除夕), tahun ini jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025. Imlek, atau dikenal sebagai Festival Musim Semi, merupakan festival terpenting di Negeri Tirai Bambu. Festival ini merupakan perayaan bagi keluarga di Cina, dan kini dirayakan di sejumlah negara, mencakup satu minggu hari libur umum resmi. Sejarah perayaan Imlek dapat ditelusuri kembali sekitar 3.500 tahun silam. Apa saja hal menarik seputar perayaan Imlek?
1. Tanggal Jatuhnya Imlek
Tanggal jatuhnya Imlek ditentukan oleh kalender tradisional Tiongkok, yaitu kalender lunisolar, yang memadukan siklus matahari, bulan, dan siklus lain. Hari raya ini jatuh pada bulan baru kedua setelah titik balik matahari musim dingin pada 21 Desember. Setiap tahun, tahun baru di Tiongkok jatuh pada tanggal yang berbeda dari kalender Gregorian—sistem penanggalan yang paling banyak digunakan di dunia, yang juga dikenal sebagai kalender Masehi. Tanggal-tanggal tersebut biasanya berkisar antara 21 Januari dan 20 Februari.
2. Melawan Nian
Imlek sarat dengan cerita dan mitos. Salah satu legenda terpopuler adalah tentang binatang mitologi Nian (tahun). Ia memakan ternak, tanaman, bahkan manusia pada malam tahun baru. Untuk mencegah Nian menyerang orang dan menyebabkan kerusakan, orang-orang menaruh makanan di depan pintu rumah mereka untuk Nian. Konon, seorang tua bijak tahu bahwa Nian takut pada suara keras (petasan) dan warna merah. Maka, orang-orang memasang lentera merah serta gulungan merah di jendela dan pintu mereka untuk mencegah Nian masuk. Bambu yang berderak—kemudian digantikan oleh petasan—dinyalakan untuk menakuti Nian. Istilah Nian pertama kali muncul pada masa Dinasti Zhou (1046–256 Sebelum Masehi). Nian sudah menjadi tradisi untuk mempersembahkan kurban kepada leluhur atau dewa dan memuja alam agar panen pada akhir tahun diberkati.
3. Sudah berumur Lebih dari 3.500 Tahun
Imlek ditengarai sudah dirayakan lebih dari 3.500 tahun. Tanggal dan periode pastinya tidak tercatat. Namun sebagian orang percaya bahwa tradisi Imlek berasal dari Dinasti Shang (1600–1046 Sebelum Masehi). Saat itu orang-orang mengadakan upacara pengorbanan untuk menghormati dewa dan leluhur mereka pada awal atau akhir setiap tahun.
4. Ada Pangsit dan Kue Beras Ketan
Tanggal perayaan, yaitu hari pertama bulan pertama dalam kalender lunar Tiongkok, ditetapkan pada masa Dinasti Han (202-220 M). Kegiatan perayaan tertentu menjadi populer, seperti pembakaran bambu untuk menghasilkan suara retakan yang keras. Pada masa Dinasti Wei dan Jin (220-420 M), selain memuja dewa dan leluhur, masyarakat mulai menghibur diri. Kebiasaan berkumpul bersama keluarga untuk membersihkan rumah, makan malam, dan begadang pada malam tahun baru berasal dari masyarakat umum. Di Tiongkok utara, membuat pangsit merupakan tradisi umum. Sedangkan di Tiongkok selatan, warga berfokus pada pembuatan kue beras ketan.
5. Berubah Menjadi Fungsi Sosial dan Hiburan
Kemakmuran ekonomi dan budaya selama masa Dinasti Tang, Song, dan Qing mempercepat perkembangan Festival Musim Semi. Kebiasaan selama festival menjadi mirip dengan kebiasaan pada zaman modern. Menyalakan petasan, mengunjungi sanak saudara dan teman, serta memakan pangsit menjadi bagian penting dari perayaan tersebut. Kegiatan yang lebih menghibur pun bermunculan, seperti menonton tarian naga dan barongsai selama Pekan Raya Kuil. Juga menikmati pertunjukan lentera. Fungsi Festival Musim Semi berubah dari fungsi keagamaan menjadi fungsi hiburan dan sosial, seperti saat ini.
6. Pro-Kontra Imlek
Pada 1912, pemerintah Cina memutuskan untuk menghapuskan tahun baru Cina dan kalender lunar. Pemerintah mengadopsi kalender Gregorian sebagai gantinya dan menjadikan 1 Januari sebagai awal resmi tahun baru. Setelah tahun 1949, tahun baru Imlek berganti nama menjadi Festival Musim Semi. Perayaan ini ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Baca Juga: Slow Living: ‘Nikmatilah Hidup’
Pro-kontra kerap terjadi soal keputusan penentuan hari libur Imlek ini. Misalnya pada 2014 dan 2023. Pada 2014, malam tahun baru Imlek dijadikan hari kerja oleh pemerintah Cina. Lalu pada 2023, publik lagi-lagi meradang ketika pemerintah Cina memutuskan Imlek sebagai hari libur umum resmi. Hal tersebut kembali memunculkan spekulasi bahwa hari itu dianggap sensitif secara politik oleh pemimpin Partai Komunis Xi Jinping karena terdengar seperti seruan untuk mencopotnya dari jabatan—kata Chuxi seperti bermakna “hilangkan Xi”. Pemberitahuan tertanggal 25 Oktober 2023 dari Kantor Umum Dewan Negara menetapkan tanggal 10-17 Februari sebagai hari libur nasional, tapi tidak untuk tanggal 9 Februari, yang merupakan hari terakhir Tahun Kelinci dalam kalender lunar, saat keluarga biasanya berkumpul untuk makan utama dalam perayaan tersebut.
Di Indonesia, perayaan Imlek sempat dilarang pada era Orde Baru, sebelum Presiden Gus Dur pada 2000 mencabut instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 pada era Presiden Soeharto yang melarang perayaan Imlek.
(S. Maduprojo, diolah dari berbagai sumber)