Hari Minggu kemarin, ada sebuah akun, sebut saja Mellisa (bukan nama sebenarnya), mengundang saya untuk berteman. Setelahnya, dia langsung mengirim pesan ke saya, mengucapkan terima kasih. Tentu saya sambut dengan baik.
Tapi lama-lama saya curiga. Dia bertanya banyak hal. Gelagatnya, dia berniat buruk. Saya sudah tahu berbagai modus akun ππππ, serta kalimat-kalimat mana yang βbolongβ dan mencurigakan. Kemudian saya cari nama dan foto tersebut lewat ππππππ πππππ π ππππβ, sampai saya kemudian menemukan sumber aslinya.
Sebetulnya, bisa saja saya mengabaikannya. Tapi kali ini, saya ingin mengeskplorasi sikap mentalnya.
Baca Juga: Bila Seniman Menyentil Penguasa
Hasil penelusuran saya, akun asli yang dia duplikasi adalah akun seorang perempuan, karyawan sebuah media terbesar di negeri ini. Saya sendiri tidak berteman dengan dia, tapi ada 20 ππ’π‘π’ππ πππππππ antara dia dan saya. Kasian, tentunya.
βKamu pakai akun palsu ya?β pancing saya.
βMaksudnya?β
βKok ada nama Mellisa lain dengan foto yang sama?β
βLha, akun saya cuma satu ini kok?β sahutnya, berlaga polos.
Saya tahu, akun ππππ ini baru dia buat awal Desember lalu. Tapi kontennya sudah dia persiapkan sedemikian rupa, dia ambil ππππ πππ‘πππππ dari FB dan IG sumber aslinya. Namun, saya ingin menguji rasa kemanusiaan terdalam dari si penipu ini, dengan coba memercayainya.
βOh, begitu. Hati-hati, sekarang ini banyak penipu. Doain saja, semoga orang yang menduplikasi akun kamu, rezekinya berpindah setotal-totalnya sama kamu, Mellisa yang asli. Dan takdir buruknya berpindah setotal-totalnya sama Mellisa yang palsu. Ini bukan sekadar doa ya, ini sugesti psikologi saya.”
Apa yang terjadi?
Beberapa menit kemudian, akunnya hilang. Benar-benar hilang. Saya coba klik profil dia lewat jejak πππ π πππ-nya, yang ada hanya halaman bertuliskan:
βπβππ ππππ‘πππ‘ ππ πππ‘ ππ£πππππππ ππ‘ π‘βπ ππππππ‘. πβππ π‘βππ βππππππ , ππ‘’π π’π π’ππππ¦ πππππ’π π π‘βπ ππ€πππ ππππ¦ π βππππ ππ‘ π€ππ‘β π π ππππ ππππ’π ππ ππππππ ππ πβπππππ π€βπ πππ π ππ ππ‘, ππ ππ’π ππππ π ππππππ .”
Hmmm, kira-kira, apa yang terjadi dengan dia ya?
Selamat liburan bagi yang sudah berlibur. (**)
(Asep Herna)