Hypnoselling, sebuah teknik penjualan yang menyasar Subconscious Audiens. (Foto Ilustrasi: Asep Herna)Hypnoselling, sebuah teknik penjualan yang menyasar Subconscious Audiens. (Foto Ilustrasi: Asep Herna)

Apa yang Anda ketahui tentang Hypnoselling? Di medsos ataupun dunia digital lain, mungkin Anda sering mendengar istilah ini. Bahkan mungkin Anda pernah mengikuti pelatihannya. Tapi, apakah pemahaman Hypnoselling tersebut Anda peroleh betul-betul dari sumber yang tepat?

Pada 2018, saya dikontak oleh manajemen sebuah perusahaan asuransi untuk memberikan pelatihan Hypnoselling. Tak hanya itu, saya juga diminta merancang script untuk departemen telesales mereka. Maka, jadilah saya menggembleng sekitar 60 orang lebih pasukan telesales mereka dalam waktu 2 hari. Tentu, sebelumnya, saya rancang terlebih dulu script-nya. Sehingga, mereka bisa langsung mengaplikasikannya on the spot pada saat pelatihan.

Mindset Hypnoselling

Apakah saya hanya mengajarkan mereka teknik-teknik hipnosis yang saya aplikasikan dalam aktivitas selling mereka? Jelas tidak. Bagi saya, pemahaman atas produk yang mereka jual adalah hal yang wajib. Kegiatan selling harus mereka pahami sebagai usaha memberi informasi kepada calon konsumen bahwa mereka memiliki hak untuk mendapatkan kebaikan dari produk yang mereka tangani. Kegiatan selling bukan cuap-cuap bullshit dengan orientasi cuan semata.

Jika prinsip dasar tersebut mereka pahami, berarti mereka melakukan 2 hal sekaligus. Pertama, menata mindset baik/positif di otak mereka sebagai sales person, bahwa apa yang mereka lakukan adalah membantu calon konsumen. Lalu, yang kedua, mereka otomatis harus paham dengan produk atau brand yang mereka kelola secara mendalam.

Setelah sales person berhasil menata mindset dirinya, dan memetakan kebaikan produk/brand-nya; masuklah ke langkah ketiga: sales person harus memahami Peta Mental calon konsumennya.

E-Motion

88% tindakan manusia dikendalikan oleh state of mind alias keadaan mentalnya. Orang menyebutnya emotion, yang kalau di-breakdown, “e” adalah energy, “motion” adalah gerak. Bukan kebetulan kalau “emotion” diberi pengertian sebagai “energy of motion”, energi gerak.

Bagaimana cara menembus lapis kesadaran emotion audiens tersebut?

Tentu seorang sales person harus tahu lapis kesadaran manusia. Ada lapis Conscious Mind, yaitu kesadaran rasional yang sangat kritis dan selalu mempertanyakan apa pun, termasuk produk yang ditawarkan. Ada lapis Subconscious Mind, yaitu area kesadaran manusia yang ketika informasi menerabas ke wilayah ini, maka informasi tersebut dianggap sebagai sebuah kebenaran mutlak. Ketika call to action berhasil menembus wilayah ini, maka call to action tersebut akan direaksi dengan tindakan.

Wilayah inilah target seorang praktisi Hypnoselling.

Di antara lapis Conscious Mind dan Subconscious Mind ini ada critical area, yaitu filter kritis yang menjaga agar informasi apa pun, termasuk selling, tidak dengan seenaknya nyelonong menjadi data absolut bagi Subconscious Mind. Critical area inilah yang menendang semua informasi tersebut, dengan pertanyaan-pertanyaan kritis, logis, dan rasionalnya.

Nah, Hypnoselling adalah sebuah metode untuk menyiasati critical area audiens sehingga pesan selling menerabas langsung ke Subconscious Mind audiens, untuk kemudian diproses menjadi sebuah tindakan atau belief.

Bahasa Verbal dan Nonverbal

Setelah memahami bagaimana Peta Mental audiens memproses informasi yang masuk, dan tahu bagaimana sebuah informasi berubah menjadi tindakan, fase berikutnya adalah memasuki langkah keempat: Menguasai metode-metode untuk menembus Subconscious yang disebut dengan metode Hypnoselling tadi.

Ada dua hal yang secara teknis wajib dikuasai oleh praktisi Hypnoselling: Bahasa Verbal dan Bahasa Nonverbal. Bahasa Verbal adalah pola-pola bahasa hipnotik, yang mampu membuai, mampu mengejutkan, mengalihkan, atau menyiasati Critical Area audiens, sehingga pesan-pesannya menerabas langsung menjadi program bagi Subconscious audiens.

Bahasa Nonverbal adalah kode-kode yang hanya dipahami oleh Subconscious Mind audiens, baik berupa intonasi, gerakan, maupun hal apa pun yang menjadi penanda (analog marking)  bagi Subconscious audiens. Ini sangat powerful karena kemudian menjadi pesan tersembunyi, yang tiba-tiba menjelma kesadaran internal diri audiens.

Anda Bisa Menguasainya Sekarang

Saat ini, Anda beruntung membaca artikel ini. Anda jadi tahu bahwa semua teknik ini bisa Anda kuasai cukup dengan menonton Video Rekaman Pelatihan Hypnoselling di link ini. Durasi video sekitar 3 jam.

Menonton video rekaman ini, Anda seakan-akan ikut langsung dalam pelatihannya. Karena itu, check buruan di sini, mumpung penawaran ini masih ada. Jarang sekali lho, pelatihan Hypnoselling diselenggarakan oleh praktisinya langsung. Karena memang disiplin ini langka dan sampai saat ini baru hanya gimmick marketing pelatihan belaka.

Silakan klik langsung: Rekaman Videonya.

(Asep Herna, Certified Instructor)

By redaksi

Catatankaki merupakan situs online yang dengan renyah mengulas segala hal terkait kata, budaya, filsafat, komunikasi, dan isu-isu humaniora populer lainnya. Dengan mengusung tagline "Narasi Penuh Nutrisi", Catatankaki mengemas semuanya secara ringan tapi mendalam; lugas tapi bernas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *