Ilustrasi: Freepik.com

Hocus-pocus, sim sala bim, abrakadabra, alakazam! Itu adalah sejumlah kata yang diucapkan ketika terjadi sebuah keajaiban atau saat hendak “membuat keajaiban”.

Misalnya ketika seseorang ingin “bermain-main” untuk menunjukkan sebuah kemahiran sulap atau sihir.

Kata-kata itu memang identik dengan dunia sihir, gaib, atau tadi, sebatas hiburan bermain sulap. Sekumpulan kata ini bahkan berakar pada perintah lama/kuno yang meminta kekuatan yang lebih tinggi untuk mempengaruhi dunia materiil.

Apakah itu disebut kutukan, himne, doa, atau hanya mantra, kata-kata yang diucapkan untuk berkomunikasi dengan kekuatan yang lebih besar agar kehendak kita dapat bekerja membutuhkan kekuatan tak berwujud yang secara universal dapat digambarkan sebagai sihir. Inilah 10 kata yang kerap digunakan untuk membangkitkan sebuah magi.

1. ABRAKADABRA

– Kata ini diyakini sebagai ungkapan magis tertua dan paling dikenal di dunia, yang diperkirakan sudah tercipta sejak abad ke-2 Sebelum Masehi. Asal-usulnya diperdebatkan karena sebagian ahli berpendapat bahwa abrakadabra muncul dari bahasa Latin akhir atau Yunani akhir, yang mencerminkan pembacaan huruf awal alfabet abecedary. Yang lain berhipotesis bahwa ini mungkin ada hubungannya dengan bahasa Ibrani ha brakha dabra, yang diterjemahkan sebagai ”berkat telah diucapkan”.

Abrakadabra termasuk golongan mantra reduktif. Artinya, dituliskan kata lengkap pada baris pertama, kemudian satu huruf hilang pada baris berikutnya, kemudian huruf lain dihilangkan pada baris berikutnya, begitu seterusnya. Ide di balik mantra reduktif ini adalah: dengan memperpendek kata, diyakini rasa sakit atau penyakit akan berkurang secara bertahap.

Pada akhir 1600-an, dalam penggunaan bahasa Inggris, abrakadabra dipakai dalam mantra, khususnya sebagai sarana magis untuk menangkal kemalangan, bahaya, atau penyakit. Sebagian orang menganggap hal itu tidak masuk akal dan hanyalah omong kosong.

2. ALAKAZAM

– Kata ini sering digunakan sebagai kata penutup dalam penyajian ilusi panggung yang megah. Alakazam dilantunkan sebagai perintah yang kuat. Banyak yang meyakini bahwa kata ini berasal dari frasa bahasa Arab yang terdengar serupa, Al Qasam, yang berarti “sumpah”. Seorang tukang sulap yang mengucapkan alakazam mungkin memanggil kembali janji yang dibuat oleh makhluk yang lebih tinggi untuk membantu menyelesaikan pekerjaan ajaib yang mereka persembahkan.

Penggunaan awal kata alakazam dalam literatur lama tercatat dalam teks bahasa Inggris berupa sebuah puisi berjudul “Among the White Tents”, yang pertama kali diterbitkan di Chicago Herald Tribune pada 1888. Puisi tersebut menggunakan kata alakazam dalam konteks hiburan dan ungkapan kegembiraan serta tidak ada hubungannya dengan sihir—“We’re goin’ to de cirkis!/Alakazam!”

Dalam dunia anime, pada 1960, Alakazam the Great—dikenal di Jepang sebagai Saiyūki—dirilis berdasarkan novel Tiongkok abad ke-16 berjudul Journey to the West. Ini merupakan salah satu film anime paling awal yang dirilis di Amerika Serikat.

3. SIM SALA BIM

– Kata ajaib ini dipopulerkan oleh pesulap profesional terkemuka Harry August Jansen (1883–1955)—dikenal sebagai The Great Jansen atau Dante. Ia menggunakan sim sala bim untuk nama pertunjukan sulap turnya. Jansen lahir di Denmark dan berimigrasi ke Minnesota, Amerika Serikat, bersama keluarganya pada usia 6 tahun. Jansen kerap mengucapkan kata sim sala bim pada akhir acaranya sebagai ungkapan “beribu rasa terima kasih”.

BACA JUGA: Dahsyat! Hipnoterapi Bisa Mengelola Kadar Gula Darah Anda

4. HOCUS-POCUS

– Mantra ini pertama kali tercatat pada 1660-an. Ungkapan hocus pocus kemungkinan besar merupakan perubahan dari frasa bahasa Latin yang digunakan dalam misa Katolik, Hoc est corpus meum (“inilah tubuhku”).

Diabadikan dalam film horor komedi klasik Hocus Pocus pada 1993, dilanjutkan dengan sekuelnya Hocus Pocus 2 pada 2022, mantra hocus pocus merujuk pada tindakan tipu daya. Film itu mengisahkan trio penyihir keji yang secara tidak sengaja dibangkitkan oleh seorang remaja pria di Salem, Massachusetts, pada malam Halloween.  

5. VOILA 

Mungkin Anda pernah melihat seorang pesulap melakukan trik luar biasa dengan kalimat singkat ini. Dia akan mengembangkan selembar kertas di atas meja dan, voila…, di tempat yang tidak ada siapa-siapa sedetik yang lalu, seluruh asistennya tiba-tiba muncul! Pertama kali dicatat dalam bahasa Inggris pada 1825–1835, voila digunakan sebagai ekspresi keberhasilan atau kepuasan, biasanya untuk memberikan kesan bahwa capaian tersebut terjadi dengan cepat dan mudah. Voila merupakan gabungan dari kata Prancis voi (“lihat”) dan (“di sana”), digunakan untuk mengarahkan perhatian selama pertunjukan sulap.

6. OPEN SESAME

– Pertama kali terdokumentasikan dalam bahasa Inggris pada akhir 1700-an, open sesame berasal dari terjemahan One Thousand and One Nights (1001 Malam) karya Antoine Galland—seorang orientalis dan arkeolog Prancis yang pertama kali menerjemahkan cerita 1001 Malam, yang ia sebut Les mille et une nuits. Inilah kata-kata ajaib yang diucapkan Ali Baba untuk membuka pintu sarang atau goa 40 pencuri.

Dalam sejumlah literatur, ada yang menulis Ali Baba mengucapkan “Alakazam” untuk membuka dan menutup pintu goa. Adapun dalam film Melayu Ali Baba Bujang Lapok karya P. Ramlee, Ali Baba mengucapkan satu jampi berbahasa Jawa berbunyi “Niat ingsun matakaji Semar ngising” untuk membuka goa dan “Rampo ngiseng Semar tilem” untuk menutup goa.

Open sesame saat ini digunakan untuk merujuk pada cara yang sangat sukses untuk mencapai suatu hasil.

7. MOJO

– Meskipun mojo dapat mengacu pada pengaruh magis dari jimat (biasanya positif), istilah ini juga dapat merujuk pada pengaruh atau pesona yang dimiliki seseorang terhadap orang-orang di sekitarnya. Lagu Muddy Waters—penyanyi dan penulis lagu blues Amerika Serikat–“Got My Mojo Workin’”, misalnya, menyinggung sejauh mana penyanyi tersebut mampu memikat wanita yang ditemuinya. Mojo bukanlah mantra ataupun aura kekuatan. Kata ini diyakini berasal dari istilah kelompok etnis Gullah di Afrika Barat, moco, yang berarti “sihir”. Ini mungkin ada hubungannya dengan istilah Fulani moco’o atau “dukun”.

8. CLAMARIS

– Mirip dengan abrakadabra, mantra calamaris adalah kata yang digunakan orang Skandinavia untuk menyembuhkan demam. Sama seperti abrakadabra, kata ini merupakan mantra reduktif, yang berarti seluruh kata akan ditulis dalam satu baris, kemudian setiap baris berikutnya akan dihilangkan satu hurufnya.

9. MIERTR 

– Di masa lalu, melakukan perburuan yang layak untuk menafkahi keluarga merupakan hal yang sangat penting. Mantra miertr diucapkan dengan lantang saat seseorang berjalan mundur lalu meninggalkan rumah. Setelah mencapai hutan untuk berburu, perapal mantra disarankan mengambil tiga gumpalan tanah dari bawah kaki kiri dan melemparkannya ke atas tanpa melihat. Ini akan memungkinkan seseorang untuk maju tanpa menimbulkan kebisingan dan dengan segera dapat menangkap burung atau hewan.

10. MICRATO, RAEPY SATHONICH 

– Salah satu adegan paling ikonik dalam Perjanjian Lama dalam Alkitab adalah Exodus 7:8-13, yang menceritakan tentang Musa dan saudaranya, Harun, saat menghadap Firaun dan ditantang melakukan mukjizat sebagai tanda ketuhanan mereka. Ketika Harun melemparkan tongkatnya, tongkatnya berubah menjadi seekor ular yang memakan ular-ular yang disulap oleh para penasihat dan ahli sihir Firaun sendiri. Menurut Semiphoras dan Schemhamphorash, sebuah teks okultisme—kepercayaan terhadap hal-hal supranatural seperti ilmu sihir—yang diterbitkan dalam bahasa Jerman oleh Andreas Luppius pada 1686, micrato raepy sathonich adalah kata pembuka yang diucapkan Musa sebelum mengubah tongkatnya menjadi ular.

(S. Maduprojo, bahan rujukan Magic Words: A Dictionary, Dictionary.com, dan sumber lainnya)

By redaksi

Catatankaki merupakan situs online yang dengan renyah mengulas segala hal terkait kata, budaya, filsafat, komunikasi, dan isu-isu humaniora populer lainnya. Dengan mengusung tagline "Narasi Penuh Nutrisi", Catatankaki mengemas semuanya secara ringan tapi mendalam; lugas tapi bernas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *